Puncak musim kering diprediksi bakal melanda Provinsi Jawa Timur pada bulan Juli mendatang. Untuk menanggulangi bencana itu Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim telah menyiapkan bantuan air bersih untuk sejumlah daerah yang terancam kekeringan.
“Kami siap dengan droping air kalau seandainya ada penambahan titik-titik kering kritis,” ujar Gatot waktu dikonfirmasi, Senin (8/5/2023).
Kekeringan musim kemarau bakal menjadi masalah serius apabila tidak ada langkah preventif. Oleh sebab itu BPBD Jatim maupun kabupaten/kota bakal memaksimalkan suplai air bersih.
Sehingga saat kekeringan melanda, kebutuhan air bersih masyarakat masih bisa terpenuhi. Kata Gatot merujuk data tahun lalu, ada 913 Desa terdampak kekeringan yang tersebar di 26 kabupaten. Jumlah itu terbagi menjadi tiga kategori kekeringan.
Yaitu kategori kering kritis sebanyak 513 desa kategori kering langka 303 desa dan kategori kering langka terbatas sebanyak 101 desa.
“Teman-teman BPBD Kabupaten/Kota melakukan pendataan dan menganalisa daerah masing-masing,” jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim itu juga mengimbau agar masyarakat bisa mewaspadai bencana kekeringan ini. Kata Gatot berdasarkan informasi BMKG, bulan Mei ini Jatim masoh melewati musim pancaroba.
“Informasi dari BMKG terkait pancaroba dan puncak musim panas terjadi di bulan Juli. Dan Intinya kami siap melakukan droping air bersih guna mengantisipasi kekeringan,” jelasnya.(wld/iss/ipg)