Berdasarkan data yang diterima suarasurabaya.net, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprakirakan hari ini, Minggu (2/7/2023), hujan deras dan angin kencang sepanjang pagi hingga malam hari bakal terjadi di sejumlah wilayah Jatim.
Pagi hari di wilayah Kab. Probolinggo dan Lumajang.
Siang-Sore hari di wilayah Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Kab. Malang, Kota Malang, Batu, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi.
Malam hari di wilayah Nganjuk, Kab. Malang, Batu, Kab. Probolinggo dan Lumajang.
Dini hari di wilayah Kab. Malang dan Banyuwangi.
Tapi, ada beberapa daerah di Jatim yang tidak berpotensi hujan pada pagi hingga malam hari. Sedangkan cuaca di Surabaya diprakirakan cerah dan berawan sepanjang hari.
Suhu udara di Jatim awal pekan ini mencapai 14 hingga 34 derajat celsius. Dengan kelembapan udara mencapai 55 hingga 100 persen.
Sementara, angin akan dominan bertiup dari arah timur ke timur laut dengan kecepatan 5 hingga 30 kilometer per jam.
Menurut data BMKG Jakarta, sejumlah wilayah di Indonesia juga berpotensi mengalami hujan deras yang dapat disertai petir dan angin kencang hari ini.
Dikutip dari situs BMKG di Jakarta, Minggu (2/7/2023), peringatan dini potensi hujan deras yang juga dapat disertai kilat atau petir antara lain di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kemudian, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang lebih dari 45 km per jam yaitu wilayah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan, dilansir Antara.
BMKG menyampaikan daerah konvergensi terpantau memanjang dari Pesisir Barat Aceh hingga Selat Malaka, di Riau, dari Selat Malaka hingga Laut China Selatan, dari Laut Natuna hingga Laut China Selatan, dari Kalimantan Tengah hingga Laut Natuna, dari Selat Makassar hingga Laut Sulu, dan di perairan Selatan NTT.
Daerah konfluensi lain juga terpantau berada di Samudera Hindia Selatan NTT hingga Barat daya Bengkulu, Laut Andaman, Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.
Kondisi tersebut, kata BMKG, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Andri Ramdhani Plt. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, menyampaikan berdasarkan data analisis cuaca dalam tiga hari terakhir masih terdapat hujan yang turun di beberapa wilayah.
“Potensi peningkatan hujan tersebut turut dipicu oleh beberapa faktor dinamika atmosfer,” katanya.
Dia menyampaikan faktor atmosfer itu di antaranya terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara yang turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Lalu, dorongan massa udara dari wilayah selatan Indonesia dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.(ant/fra/rid)