United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) wilayah Jawa meminta Surabaya bekerja keras untuk naik kelas menjadi Kota Layak Anak (KLA) Dunia seiring menginjak usia ke-730 tahun. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan, layanan anak akan terus diperkuat sehingga menjadikan Surabaya KLA.
“Ada layanan anak, shelter perlindungan anak, dan pencegahan (kekerasan terhadap) anak. Pembangunan infrastruktur juga dilakukan berbagai pihak untuk mendukung anak. Termasuk sekolah inklusi yang sekaligus memastikan rasa aman bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” kata Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya lewat keterangan resmi yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (1/6/2023).
Sementara itu, Tubagus Arie Rukmantara Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa mendorong agar Surabaya bisa naik kelas ke Kota Sahabat Anak Tingkat Dunia atau Child-Friendly City Initiative (CFCI) dari sebelumnya Kota Layak Anak Utama berturut-turut.“Ini sebagai pertanda bahwa anak-anak, warga dan pemerintah kotanya akan naik kelas,” kata Arie.
Namun naik kelas itu juga harus dibarengi dengan kerja keras dengan mempertahankan perilaku ramah anak.“Maka dari itu, sangat penting Surabaya, sebagai calon anggota CFCI, menunjukkan cara mengantisipasi masa depan perkotaan agar tetap sayang, peduli dan melindungi semua anak-anaknya secara berkelanjutan. Surabaya bukan hanya harus naik kelas dengan menjadi CFCI, tapi nanti harus kerja keras jadi juara kelas,” kata Arie lagi.
Kemajuan perlindungan anak di daerah perkotaan itu, lanjutnya akan menjadi kunci dalam mencapai agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan. UNICEF juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kota Surabaya seperti revisi Peraturan Daerah Sistem Pelayanan Perlindungan Anak, Surat Edaran Wali Kota tentang Pelibatan Anak dalam Musrenbang di Setiap Tingkat RW dan Kelurahan, promosi Desa Ramah Perempuan dan Anak, peningkatan kapasitas Forum Anak Surabaya (FAS) dan Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) bahkan pelatihan-pelatihan disiplin positif anti-bullying atau anti perundungan atau penindasan.
“Termasuk, dan terutama pencegahan kekerasan secara daring (online child sexual exploitation and abuse),” kata Arie.
Arie juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya pencegahan kekerasan anak secara daring.“Bersama kami ingin anak dan Kota Surabaya akan jauh lebih aman. Safer online dan offline. Lebih terlindungi baik di ranah daring dan luring,” kata Arie. (lta/put/ipg)