Megawati Soekarnoputri Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menghadiri rapat tertutup dengan para juri Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia atau Zayed Award for Human Fraternity 2024 di Hotel de Russie, Roma, Minggu (17/12/2023).
Megawati bersama rombongan tiba di ruang rapat pertemuan sekira pukul 10.30 waktu setempat.
Dia diantar oleh Yasonna Laoly Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, serta Ahmad Basarah dan Zuhairi Misrawi Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri yang keduanya juga merupakan perwakilan Megawati dalam Zayed Award 2024.
Sebelum memasuki ruangan rapat, Megawati melempar senyumnya sambil menyapa wartawan yang telah menunggu di pintu masuk.
“Selamat pagi,” ucap Megawati sambil melempar senyumnya.
Ketua Dewan Pengarah BPIP ini menambahkan, bahwa rapat akan berlangsung tertutup dari para wartawan.
“Ini tertutup, karena penjuriannya rahasia,” sambung Megawati sambil tersenyum.
Megawati disambut oleh Mohamed Abdelsalam Sekretaris Jenderal Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia, di depan pintu pertemuan.
“Selamat pagi,” sapa Mohamed Abdelsalam kepada Megawati.
Megawati pun dipersilakan untuk masuk ke dalam ruangan.
Sekadar diketahui, Megawati akan rapat bersama dewan juri lainnya seperti Kardinal Leonardo Sandri Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental, Rebeca Grynspan Mayufis Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rabbi Abraham Cooper Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Irina Bokova mantan Direktur Jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria, dan Zayed Award Mohamed Abdelsalam Sekjen.
Tak berselang lama, rapat pun dimulai secara tertutup dari wartawan.
Di mana, rapat akan dibagi menjadi dua sesi yang akan membahas 5 besar calon pemenang Zayed Award versi masing-masing juri.
Sebagai informasi, dalam Zayed Award tersebut, Megawati menjadi anggota dewan juri independen dan internasional bersama lima tokoh dunia lainnya.
Sebagai perwakilan dari berbagai bidang keahlian, para anggota dewan juri Zayed Award 2024 dipilih karena komitmen mereka terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award ini digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Ahmed Al-Tayeb Imam Besar Al-Azhar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai US$ 1 juta.
Sebelumnya, pertemuan awal dewan juri dilangsungkan pada November 2023 di Abu Dhabi dan dilanjutkan dengan pertemuan di Vatikan.
Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
Agenda ini juga menandai peringatan penandatanganan dokumen persaudaraan manusia oleh Paus Fransiskus dan Ahmed Al-Tayeb.
Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia didirikan pada tanggal 4 Februari 2019, untuk menandai pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Yang Mulia Profesor Ahmed Al-Tayeb Imam Besar Al-Azhar dan Yang Mulia Paus Fransiskus, di mana mereka ikut menandatangani Dokumen Perjanjian Persaudaraan Manusia.
Mengingat signifikansi historis dari deklarasi ini-yang menyerukan rekonsiliasi dan perdamaian di antara umat manusia-kedua pemimpin agama tersebut dinobatkan sebagai penerima kehormatan Zayed Award for Human Fraternity pada tahun 2019.
Pada bulan Februari 2020, pada peringatan pertama Dokumen Persaudaraan Manusia, diumumkan bahwa Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia akan menjadi penghargaan tahunan, diawasi oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, sebuah organisasi internasional independen yang didirikan untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia. di komunitas-komunitas di seluruh dunia dan untuk memenuhi aspirasi Dokumen Persaudaraan Manusia.
Mulai tahun 2021 dan seterusnya, penghargaan ini telah membuka nominasi bagi individu dan entitas, dari semua latar belakang dan di mana pun di dunia, yang berupaya memperkuat hubungan antarmanusia dan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat dengan mengatasi perpecahan, membangun komunitas yang tangguh, dan memupuk solidaritas. (faz/ham)