Jumat, 22 November 2024

Belum Ada Titik Temu, Pemkot Upayakan Kasus Pengeroyokan Pelajar Surabaya Selesai Kekeluargaan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Rapat dengar kasus pengeroyokan antar pelajar di ruang Komisi D DPRD Kota Surabaya, Jumat (10/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Tiga hari usai kejadian, insiden pengeroyokan antar pelajar SMP negeri Kota Surabaya masih belum ada titik temu. Laporan yang dilayangkan ke Polsek Semampir, yang menaungi wilayah hukum kejadian juga belum dilanjutkan.

Seperti diketahui, WHY (14 tahun) bersama dengan remaja lainnya yang diduga berjumlah belasan, mengeroyok MDDS (16 tahun) kakak kelas dua tingkatnya, pada Selasa (7/3/2023) lalu, sepulang sekolah di Jalan Karang Tembok.

Korban yang sempat dikeroyok kemudian berupaya lari namun tertabrak sepeda motor yang melintas hingga mengalami patah tulang tangan kiri. Akibatnya, MDDS harus dirawat intensif di rumah sakit meski kini sudah pulang paksa.

Belakangan diketahui, pengeroyokan itu buntut dari pemukulan yang dilakukan korban terlebih dulu sepulang sekolah di Lapangan Dwikora Sawah Pulo.

Usai kejadian, keluarga korban melapor ke Polsek Semampir. Namun hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan, karena semua pihak baik kepolisian dan Pemerintah Kota Surabaya menginginkan upaya mediasi.

Alotnya proses mediasi antar korban dan pelaku, berlanjut ke ruang Komisi D DPRD Kota Surabaya, Jumat (10/3/2023) hari ini.

Dalam hearing atau rapat dengar yang digelar, duduk permasalahan itu diketahui bermula WHY sedang bergurau dengan siswi PTR (15 tahun) di sekolah. Aksi itu difoto dan divideo oleh ARL (15 tahun) mantan pacar MDDS.

Kesal divideo, WHY melempari kertas juga mengolok-olok ARL sampai menangis. Kejadian itu didengar MDDS hingga tersulut emosi dan melakukan pemukulan lebih dulu di Lapangan Dwikora Sawah Pulo.

Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya mengatakan, hasil rapat bersama semua pihak, masih diupayakan mediasi. Jalur itu ditempuh karena dinilai paling adil untuk semua pihak. Terlebih, korban dan pelaku satu sekolah dan harus melanjutkan proses pendidikan.

“3 orang tua murid yang datang cuma satu, Pak H (orang tua MDDS), tapi beliau izin karena sakit, satunya melalui lawyer menyampaikan izin tidak bisa hadir, satunya hadir tapi harus pulang, karena saya pikir ini sudah domain kita semua. Segala upaya sudah dilakukan pihak sekolah. Bahkan Kepolisian sudah melakukan upaya mediasi,” bebernya, Jumat.

“Tapi kami berharap ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat anak-anak ini usia belajar. Ananda D saat ini juga kelas 9 SMP dan proses untuk persiapan ujian. Lainnya juga anak-anak di sekolah yang sama. Kami berharap ini bisa diselesaikan dengan pendekatan persuasif,” imbuh Khusnul.

Meski orang tua korban masih bersikeras melanjutkan perkara ke ranah hukum, lanjut Khusnul, Dinas Pendidikan, DP3APPKB, dan Kapolsek Semampir masih berupaya menempuh jalan mediasi.

“Kemudian kita menghormati upaya-upaya yang dilakukan keluarga D dan lainnya. Kami yakin ini bisa selesai pola pendekatan yang biasa kita lakukan selama ini. Kami juga minta Forum Anak Surabaya (FAS) untuk mengunjungi barangkali mau terbuka dengan anak-anak,” jelasnya.

Senada dengan itu, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan akan menjamin proses pembelajaran dan ujian bagi korban, dilakukan dari rumah jika belum sembuh dari luka.

Termasuk jika mediasi berhasil ditempuh, ia berkomitmen untuk menguatkan lagi pembelajaran agama dan konseling dari guru di sekolah.

“Sudah kami sampaikan ke teman-teman guru agama, kuati religi, pesan-pesan moral. Diajak ngaji dan lain-lain, siswa. BK juga, tingkatkan konselingnya, juga sama OSIS agar bisa curhat sesama tapi solusinya dari guru,” imbuhnya.

Termasuk harus ada guru yang memantau saat jam istirahat siswa demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami juga coba koordinasi dengan teman-teman Departemen Agama karena ini anak-anak Surabaya agar seiring sekata,” tandasnya.

Begitu juga Nanik Sukristina Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, menyebut akan mendampingi korban dan pelaku agar mau dimediasi.

“Kita juga berupaya untuk datang ke rumahnya home visit, tapi tidak ketemu. Nanti kita lakukan kunjungan lagi, kunjungan ulang. Kita tetap mengupayakan upaya mediasi. Apa pun itu nanti, jangka panjang kalau sampai ini masih belum putus,” tandasnya. (lta/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs