Twitter Inc kembali mengurangi karyawan, kali ini terjadi pada tim yang menangani moderasi konten global khususnya unit yang berkaitan dengan ujaran kebencian dan pelecehan.
Seperti dilaporkan Antara mengutip Reuters, Minggu (8/1/2023) waktu setempat, ada lebih dari 12 karyawan yang di PHK (pemutusan hubungan kerja) di markas Twitter, yang ada di Dublin (Irlandia) dan Singapura.
Selain itu, pekerja yang menangani kebijakan soal misinformasi, seruan global dan media milik negara juga terkena pengurangan karyawan.
Ella Erwin Wakil Direktur Kepercayaan dan Keamanan Twitter, pada Jumat (6/1/2023), membenarkan pengurangan karyawan yang dilakukan perusahaannya itu. Namun ia tidak memberikan rincian berapa jumlah karyawan yang terkena PHK.
“Kami memiliki ratusan orang dalam (tim) Kepercayaan dan Keamanan yang menangani moderasi konten, dan tidak mengadakan pengurangan pada tim yang bekerja harian,” kata Irwin.
Pemotongan jumlah karyawan yang dilakukan pada bidang kekurangan orang itu, tambah Irwin, akan masuk akal kalau kedepan dikonsolidasikan dengan bidang yang lain.
Sebagai informasi, Twitter pada November 2022 lalu telah merumahkan sekitar 3.700 orang akibat kebijakan pengurangan biaya dari Elon Musk, pemilik baru perusahaan. Ratusan orang mundur dari perusahaan setelah aksi itu.
Selanjutnya, pada Desember 2022 Twitter dituntut karena perusahaan secara tidak berimbang menargetkan karyawan perempuan untuk dipecat. (ant/bil/rst)