Aksi Protes Rencana Reformasi Pensiun di Prancis Terus Berlanjut

Kementerian Negeri Prancis menyebut sekitar 368 ribu orang, pada Sabtu (11/3/2023), berdemonstrasi di seluruh wilayah Prancis untuk menentang rencana reformasi pensiun pemerintah.

Jumlah pengunjuk rasa itu lebih sedikit dari perkiraan. Sebelumnya, CGT selaku serikat pekerja terbesar Prancis memprediksi bakal ada satu juta orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi nasional tersebut.

Meski demikian, dalam laporan Antara yang mengutip Xinhua, Minggu (12/3/2023), disebutkan kalau layanan kereta api di Prancis sangat terganggu karena aksi itu, menurut keterangan Perhimpunan Nasional Perkeretaapian Prancis (SNCF).

Tapi, layanan metro dan angkutan umum lainnya di wilayah Ile-de-France, Paris beroperasi sesuai jadwal.

Menurut media lokal Prancis, Senat Prancis dapat melanjutkan pemungutan suara mengenai rencana reformasi pensiun setelah melewati debat selama berhari-hari.

Kalau rencana tersebut disetujui Senat, pekan depan rencana itu akan dikirim lagi ke Majelis Nasional Prancis, dan pemerintah dapat merujuk ke pasal khusus dalam Konstitusi untuk mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) tersebut tanpa melalui pemungutan suara.

Sebelumnya, pada Selasa (7/3/2023) lalu, sekitar 1,28 juta orang menggelar aksi unjuk rasa di seluruh Prancis untuk menentang rencana reformasi pensiun pemerintah.

Elisabeth Borne Perdana Menteri Prancis memaparkan rincian rencana reformasi pensiun itu pada Januari, yang akan secara progresif menaikkan usia pensiun resmi sebanyak tiga bulan per tahun dari 62 tahun menjadi 64 tahun hingga 2030. Selain itu, juga akan memberlakukan dana pensiun minimum yang dijamin.

Dalam rencana tersebut juga dicantumkan mulai 2027 warga harus sudah bekerja selama sedikitnya 43 tahun jika ingin memenuhi syarat untuk mendapatkan dana pensiun penuh.(ant/bil/rid)