Jumat, 22 November 2024

Aksi Perseteruan Perguruan Silat di Surabaya Terjadi Lagi, Eri Minta Pimpinannya Jaga Kerukunan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Sekelompok orang berbuat onar di warung degan di Keputih Surabaya, Kamis (27/1/2023). Foto: tangkapan layar CCTV

Setelah sempat mereda, kembali terjadi aksi penyerangan sejumlah remaja kepada sebuah warung di Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada pekan lalu. Aksi mereka terekam kamera CCTV, dan tersebar di media sosial.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memastikan, kejadian itu memang disebabkan perseteruan antar kelompok perguruan bela diri mau pun pencak silat.

“Kemarin itu bukan gangster, karena tidak ada gangster di Surabaya. Kemarin itu adalah dari perguruan (silat), kalau yang di Sukolilo antar dua perguruan. Sama seperti di kota lain, yakni antar dua perguruan,” jelas Eri, Rabu (1/2/2023).

Padahal, kata dia, patroli masih rutin dilakukan. Bahkan, Pemkot Surabaya bersama Polrestabes Kota Surabaya beberapa waktu lalu telah memanggil dan mengajak para perguruan silat dan beladiri menjaga keamanan dan ketentraman Kota Surabaya melalui “Jogo Suroboyo”.

“Yang dilakukan Pak Kapolres sangat luar biasa untuk perguruan silat yang ada di Surabaya, jadi perguruan ini harus ditenangkan, nanti kita pertemukan lagi. Makanya ketika kemarin ada di kejadian di Sukolilo langsung berakhir, yang diserang adalah perguruan lainnya. Ada anak di sana, maka dia (perguruan lainnya) mencarinya disana, setelah itu dia ya pergi, bukan merusak tapi mencari anak dari perguruan itu tadi,” terangnya.

Menurutnya, para pemimpin perguruan bela diri dan pencak silat berperan penting dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antar anggotanya. “Sehingga sekarang bagaimana para pemimpinnya bisa memberikan pemahaman bagi yang dibawah. Yang bawah ini, kalau yang ngomong yang punya perguruan kan bisa nurut,” ujarnya.

Sementara itu, para pemuda dari perguruan bela diri mau pun pencak silat yang terlibat penyerangan kini tengah ditindaklanjuti oleh Polrestabes Kota Surabaya.

“Ini masih ditindaklanjuti sama Pak Kapolres, karena kemarin perguruan ini juga ada yang lewat WhatsApp untuk (koordinasi) kumpulnya. Kenapa kita bisa tahu dari perguruan? karena dari kepolisian, ada buktinya dari perguruan. Tugas Kita adalah bagaimana menyatukan perguruan untuk menjaga Kota Surabaya,” tegasnya.

Mengenai deklarasi yang sebelumnya dibacakan oleh para pimpinan perguruan bela diri dan pencak silat seharusnya bertujuan untuk menjaga Kota Surabaya secara bersama-sama agar aman dan nyaman.

“Kalau bertengkarnya bukan karena menjaga Surabaya. Pertengkarannya antar (perguruan) ini. Insyaallah, perguruan ini yang atas (pimpinan) sudah membuat perjanjian damai. Tinggal bagaimana kami sekarang, pemkot, kepolisan dan pendekar perguruan serta gurunya itu untuk lebih masif ke bawah lagi untuk menyadarkan mereka karena jumlahnya ribuan,” ujarnya.

Eri pun berencana menobatkan para remaja yang pernah terjaring operasi ketertiban oleh Tim Asuhan Rembulan menjadi Duta Pemkot Surabaya. Penobatan tersebut akan dilaksanakan setelah para remaja itu selesai mengikuti Sekolah Wawasan Kebangsaan.

Hal ini dilakukan agar mereka bisa mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, sekaligus mengajak remaja lainnya mengikuti Sekolah Wawasan Kebangsaan.

“Sudah, Insya Allah Februari sudah mulai. Ada sekitar 78 anak yang kita lakukan Sekolah Wawasan Kebangsaan. Kita izinkan ke sekolahnya, setelah itu kita jadikan Duta Pemkot Surabaya untuk mengajak teman-temannya masuk ke alam Sekolah Wawasan Kebangsaan,” katanya.

Dalam proses pembelajaran di Sekolah Wawasan Kebangsaan tersebut, Pemkot Surabaya nantinya bekerjasama dengan TNI/Polri. (lta/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs