Jumat, 22 November 2024

Akademisi Unair Sebut Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jatim 2022 Masih di Atas 3.000

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Unair menggelar workshop bersama The University of Adelaide Australia membahas peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal menekan AKI dan AKB di Jatim dan Kaltim, Selasa (28/2/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dokter M. Ardian Akademisi Universitas Airlangga (Unair) menyebut, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur tahun 2022 masih tinggi, tercatat 3.671 kasus.

Dosen Departemen Obstetri Ginekologi (Obgyn) Fakultas Kedokteran Unair itu merinci, berdasarkan data AKI  2022 di Jawa Timur (Jatim) sebanyak 499 orang, sementara AKB tercatat 3.172.

Meski AKI cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi menurut Ardian angka itu masih tinggi.

“Angka itu (sebenarnya) dilihat per 100 ribu kelahiran. Tapi kita lihat jumlah total absolut. 2021 lebih dari 1000, 2022 tidak sampai 500,” katanya, Rabu (1/3/2023).

Menurut Ardian yang juga koordinator tim riset maternal Jatim, secara keseluruhan penyebab kematian ibu saat hamil dipicu preeklamsia, atau peningkatan tekanan darah setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Preeklamsia, keracunan kehamilan itu paling banyak. Kedua pendarahan, ketiga infeksi. Pola di Jatim sama dengan di Indonesia,” katanya lagi.

Salah satu langkah pencegahan dini AKI, ibu hamil harus melaksanakan deteksi dini ke fasilitas pelayanan kesehatan. “Semua ibu hamil diharapkan deteksi dini ke puskesmas, bidan, dan lain-lain, berpotensi terjadi eklamsia apa tidak. Nakes akan memberi tata laksana selanjutnya,” imbuhnya.

Sementara untuk mengatasi juga menekan AKI dan AKB di Indonesia, Unair telah menjalin kerja sama dengan The University of Adelaide Australia serta enam kabupaten di Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

Prof Budi Santoso Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menyebut, kerja sama itu fokus memperbaiki sumber daya manusia (SDM) juga pelayanan.

“Ini adalah kerja sama kami Universitas Airlangga dengan Adelaide University plus enam kabupaten di Kaltim dan Jatim intinya ingin gimana menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Kita perbaiki SDM-nya, improving perbaikan-perbaikan terhadap pelayanan,” kata Prof Bus sapaan akrabnya.

Terpisah, Prof Mohammad Afzal Mahmood adjunct professor Fakultas Kedokteran Unair dari The University of Adelaide Australia mengatakan, ada dua hal penting yang diharapkan dari kerja sama tersebut.

Pertama, yakni gabungan dengan pengetahuan lokal yang menimbulkan local solution, dan alasannya ditemukan dengan kualitas yang optimal.

“Solusi saya pikir yang pertama adalah, perbaikan kualitas. Kedua, hubungan puskesmas dengan rumah sakit. RS dan dinkes bekerja sama semua. Kita berangkat dari hal kecil akan menghasilkan yang banyak,” paparnya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs