Dokter Ari Kusuma Januarto Ketua Bidang Advokasi dan Legislasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, perdarahan menjadi penyebab terbanyak kematian wanita saat hamil, diikuti hipertensi yang kemudian berhubungan dengan eklampsia.
Eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang saat sebelum, selama, atau setelah perempuan melakukan persalinan.
“Ternyata adanya orang pendarahan, kejang, banyak sekali ibu selama hamil punya penyakit,” kata dia sesuai dikutip dari Antara, Rabu (28/6/2023).
Ari melanjutkan, dengan Empat Terlalu (4T) yakni terlalu tua saat hamil, terlalu muda saat hamil, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak memiliki anak ikut menjadi penyebab kematian ibu.
Wanita yang hamil di atas usia 30 tahun misalnya, berisiko mengalami hipertensi selama kehamilan yang bisa menyebabkan pre-eklampsia berat mau pun eklampsia. Sehingga, sangat berisiko mengalami kematian.
Hamil pada usia terlalu tua juga meningkatkan risiko wanita mengalami komplikasi saat hamil dan melahirkan bayi dengan kondisi kelainan semisal genetik atau cacat bawaan lahir.
Di sisi lain, kehamilan pada usia muda atau remaja selain berisiko menyebabkan pendarahan saat persalinan, adapula risiko menyebabkan bayi lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR) yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemungkinan kematian ibu dan bayinya.
Lebih lanjut, Ari mengingatkan, terlambat merujuk, diagnosis, dan pemberian pertolongan diduga kuat juga dapat menjadi penyebab kematian pada wanita hamil.
Sementara itu, kondisi kesehatan seorang wanita sebelum hamil ikut menentukan kemungkinan munculnya masalah selama kehamilan dan bahkan usai melahirkan seperti anemia, obesitas yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, pre-eklampsia, diabetes, dan keguguran.
Untuk mencegah masalah-masalah kesehatan tersebut, Ari menekankan pentingnya perencanaan kehamilan yang dimulai bahkan sebelum seorang wanita menikah.
“Sebelum hamil kesehatan ibu merupakan hal penting kalau ibu enggak sehat bagaimana menghasilkan anak yang sehat. Saat pra nikah, nikah, waktu hamil dipantau dengan baik, waktu bersalin harus baik sampai waktu pertumbuhan anak,” tandasnya. (ant/bnt/rid)