Jumat, 22 November 2024

Adopsi Budaya Yaman, Masjid Serang Surabaya Tempat Berkumpul Keturunan Nabi Muhammad

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Interior Masjid Serang Kota Surabaya, Jumat (24/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Masjid Serang, salah satu masjid tua di Surabaya, hingga kini masih mempertahankan budaya maupun kekentalan adat istiadat negara Yaman.

Masjid yang berada di Jalan Panggung Nomor 141, Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur itu juga dipercaya sebagai tempat berkumpulnya para habaib, keturunan Nabi Muhammad hingga saat ini.

Mahdi Kresan Al-Haddad salah satu dari total 10 pengurus masjid itu mengatakan, Masjid Serang selalu menggelar salat apa pun, kecuali salat Jumat.

“Dari dulu (bentuk bangunannya) bawahnya toko atasnya musala. Ini tidak murni masjid, karena tidak ada salat Jumat. Tapi salat lain ada, salat lima waktu, gerhana, Idul Adha, Idul Fitri, dan lain-lain. Tidak ada salat Jumat karena yang diwajibkan ada (salat Jumat) itu kan masjid jami’, ini bukan,” kata Mahdi, Jumat (24/3/2023).

Sementara ketika Ramadan, rangkaian ibadah yang digelar pun berbeda dengan masjid-masjid lain. Masjid Serang menggelar ibadah hingga pukul 02.00 WIB dini hari setiap harinya. Adat itu hasil adopsi masjid di Tarim Yaman.

“Acaranya beda dengan (masjid) yang lain. Meniru adat di Tarim, Yaman. Habib Umar bin Hafiz. (Itu dilakukan) mulai zaman kolonial, sebelum kemerdekaan,” terangnya.

Masjid Serang di Jalan Panggung Surabaya, Jumat (24/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Usai berbuka puasa di masjid, berlanjut salat Maghrib, lalu ada bacaan Ratibul Haddad menjelang salat tarawih, kemudian ada langunan qosyidah usai salat witir, lanjut tadarus Al-Quran dan sakat Qiyamul Lail hingga pukul 02.00 WIB. Bahkan setiap Kamisnya, ada salat tasbih.

“Kalau mau salat isya, sebelum tarawih baca Ratibul Haddad. Saat isya jemaah. Terus tarawih 20 rakaat, salat witir 3 rakaat, baca doa, dan lantunan qosyidah zaman dulu yang isinya tentang satu bulan Ramadan penuh. Lanjut tadarus dan lanjut Qiyamul Lail sampai salat malam hingga pukul 02.00 WIB pagi,” beber Mahdi.

Mahdi yang bertugas sebagai pengurus administrasi Masjid Serang itu menuturkan, budaya Yaman lainnya yang masih nampak sampai saat ini, yaitu seluruh saf masjid hanya diperuntukkan bagi jemaah laki-laki.

“Ini masjid khusus laki-laki. Karena wanita Arab, kebih afdal salat di rumah. Masih kental dengan masjid di Arab semua. (Jadi di sini) tidak ada perempuan sama sekali. Cuma, sebenarnya tidak apa-apa (di ruangan khusus ada, tapi salat sendiri),” imbuhnya.

Masjid Serang di Jalan Panggung Surabaya 141 Nyamplungan Kota Surabaya, Jumat (24/3/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Tak hanya jemaah yang terdiri dari keturunan Nabi Muhammad rata-rata generasi antara ke-38 hingga ke-42, imam masjid pun bukan sembarang orang.

Selain keturunan Nabi Muhammad, imam juga yang pernah belajar ilmu agama di Rubath dan Darul Musthofa, Tarim, Hadramaut, Yaman serta mempercayai dan menjalankan Mazhab Syafi’i.

“Dikhususkan untuk orang yang punya paham seperti kami. Dari pendidikan, faktor turunan, dan pemahaman untuk melestarikan budaya adat pemahaman. Yang jemaah di sini, banyak keturunan Yaman. (Sekarang) ada 2 imam. Biasanya, dari abah (imam yang sekarang) dari keluarga, turun-temurun untuk menggantikan,” jelas laki-laki yang juga keturunan Nabi Muhammad itu.

Terkait kapan masjid ini dibangun dan berdiri, Mahdi mengaku belum ada catatan sejarah lengkap yang ia terima. Yang diketahuinya, masjid yang dibangun oleh Syekh Ibrahim 15 abad silam itu pernah dipugar total tahun 1990-an.

Kemudian berdirilah Masjid Serang yang arsitekturnya mirip sekali dengan Masjid Al Muhdhar di Tarim Yaman. Interior dalam masjid diwarnai ukiran kayu, lokasi salah berada di lantai dua dengan bawahnya yang dipakai kawasan pertokoan, serta kubah hijau lengkap dengan dua menara tinggi terbagi di sisi-sisinya. (lta/iss/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs