Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya menyorot adanya praktik penerimaan siswa di sekolah negeri meski Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah usai.
Erwin Darmogo Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya menyebut, praktik itu menjadi salah satu penyebab penerimaan siswa di sekolah negeri dan swasta tidak merata. Sehingga berpotensi muncul sekolah swasta yang kekurangan murid, seperti SMP Tenggilis Jaya yang hanya menerima satu siswa baru.
“Kalau kami analisa, PPDB SMP Negeri masih dibuka meski secara resmi sudah ditutup. Bahkan sampai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari kedua ada yang laporan siswanya ditarik ke SMP Negeri,” kata Erwin ketika dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (18/7/2023).
Dari total 262 SMP swasta, lanjut Erwin, kurang dari 10 persen yang sanggup memenuhi target kuota atau pagu siswa sesuai standar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Ada standar proses berapa rombel (rombongan belajar) yang dimiliki, berapa bangkunya (setiap sekolah). Jadi Kemendikbudristek hanya mengatur satu rombel minimal 20, maksimal 32 peserta didik. Tergantung kapasitas, mampu menampung berapa siswa,” beber Erwin.
Erwin minta ada kebijakan yang menyeragamkan sekolah negeri dan swasta agar tak lagi ada ketimpangan jumlah murid.
“Kami menunggu kebijakan dari Wali Kota Surabaya bagaimana komitmennya memperlakukan sekolah negeri dan swasta sama saja tidak ada dikotomi. Jangan ada lagi ada lagi pendaftaran lewat jalur diluar ketentuan. Jalur khusus, titipan,” tuturnya.
Hingga kini, ia mengaku masih mendata laporan sekolah swasta yang muridnya mencabut berkas dan pindah ke sekolah negeri. Dalam waktu dekat akan diadakan audiensi dengan pemkot.
“Harus segera audiensi, paling tidak satu minggu atau setelah MPLS selesai, kita masih lihat evaluasi 1-2 hari ke depan,” tandasnya.
Terpisah, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya memastikan, tidak ada penerimaan siswa baru di SMP mau pun SD negeri pascaditutupnya PPDB.
“Insya Allah (dipastikan tidak ada),” katanya.
Ia berjanji mempertahankan pagu tiap sekolah yang sudah ada sesuai ketentuan Kemendikbudristek. “Maksimal 11 rombel SMP dengan 32 siswa tiap rombel,” jelasnya.
Ia juga masih mengecek ulang dan mengevaluasi jika memang benar ada temuan sekolah negeri menerima siswa baru saat MPLS sudah berlangsung.
“Saya keliling ini. Saya evaluasi, saya cek lagi,” tegasnya.
Terakhir, ia berpesan semua orang tua yang anaknya belum mendapat sekolah hingga hari ini, diminta segera mendaftar sekolah swasta karena tidak akan ada penerimaan sekolah negeri.
“Ini kan sudah selesai (PPDB) kami imbau orang tua kalau anaknya belum dapat sekolah jangan menunggu. Langsung ke swasta,” tandasnya. (lta/saf/ham)