Sabtu, 23 November 2024

30 Tokoh Agama Sedunia Berkumpul dalam R20 ISORA, Cari Solusi Selesaikan Masalah Kemanusiaan Palestina

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU saat menyampaikan pidato di pembukaan R20 International Summit Of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, Senin (27/11/2023). Foto : tangkapan layar

Religion of Twenty (R20) International Summit Of Religious Authorities (ISORA) digelar di Jakarta, hari ini, Senin (27/11/2023). Tema ISORA kali ini adalah “Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan”.

Yahya Cholil Staquf Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, ada 30 tokoh agama berbagai negara hadir dalam pertemuan ini.

“Hadir 30 orang pemimpin dan pengampu agama dari berbagai agama dan berbagai negara dari Timur Tengah, dari Amerika dan Eropa, dari Afrika dan lain-lain,” ujar Gus Yahya saat menyampaikan pidato di pembukaan ISORA, bertempat di hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, tadi.

Kata Gus Yahya, sejak penyelenggaraan R20 di Bali tahun lalu, para pemimpin agama yang terlibat telah mencapai kesepakatan untuk terus berjuang bersama-sama menghadirkan agama sebagai sumber solusi dari berbagai masalah global.

Sejak itu pula, menurut dia, komunikasi yang erat dan koordinasi terus-menerus dilakukan hingga sekarang.

“Saat ini, di tengah-tengah semakin meningkatnya ketegangan akibat konflik antar identitas, satu di antaranya termasuk yang sampai hari ini masih berlangsung di Gaza, para pemimpin agama ini kemudian bersepakat untuk menyelenggarakan forum pada hari ini dengan tuan rumah oleh Nahdlatul Ulama yang kami sebut sebagai R20 Internasional Summit Of Religious Authorities (ISORA),” jelasnya.

Gus Yahya mengatakan, pertemuan atau muktamar internasional dari para pengampu wewenang keagamaan yang diselenggarakan dalam bingkai R20 menjadi kesepakatan dari para pemimpin agama untuk menjadikan R20 ini sebagai gerakan global.

“Dan kebetulan disingkat ISORA. Ini kalau orang Jawa maksudnya menantang, bisa atau tidak. Kita menantang para pemimpin agama ini bisakah atau tidak? Sungguh-sungguh menghadirkan agama sebagai sumber solusi dari masalah-masalah kemanusiaan yang sekarang sedang kita hadapi,” ujarnya.

Gus Yahya mengharapkan, pertemuan ini sungguh-sungguh akan mencapai kesepakatan tentang apa tindakan-tindakan nyata yang harus dilakukan bersama-sama oleh komunitas-komunitas agama di seluruh dunia terkait dengan masalah-masalah global yang dihadapi saat ini.

“Mudah-mudahan para pemimpin agama ini dengan sungguh-sungguh menghadirkan jawaban jalan keluar dari berbagai masalah kemanusiaan yang ada. Mudah-mudahan mendapatkan ridho dan mencapai semua maksud baiknya,” pungkas Gus Yahya. (faz/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs