Sebanyak 200 anak penyandang disabilitas di Jawa Timur, mengikuti kegiatan “Festival Talenta Disabilitas” Tahun 2023 yang digelar Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Autism Awareness Indonesia (AAI) setempat di Surabaya, Kamis (9/2/2023).
“Melalui festival ini kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa anak-anak istimewa tersebut mempunyai keistimewaan melalui bakat dan kelebihan mereka. Sehingga masyarakat tidak lagi melihatnya dengan sebelah mata,” kata Vivin Komalia Ketua DPD AAI Jatim,
Festival yang digelar dua hari yakni tanggal 9 dan 10 Februari ini, yang dilibatkan bukan hanya anak-anak dari SLB saja, tapi ada juga dari komunitas dan perorangan.
Selain menggelar festival, DPD AAI Jatim juga bekerja sama dengan beberapa pihak untuk melakukan pendampingan pengembangan talenta anak, salah satunya di bidang melukis.
“Saat ini kami masih merangkul 1 persen anak-anak disabilitas. Penyebabnya adalah karena orang tua yang cenderung tidak percaya diri dalam pengembangan anak disabilitas,” ujarnya.
Vivin menjelaskan, orang tua juga membutuhkan dukungan saat mengikuti kegiatan pengembangan diri anak.
Melansir dari Antara, pihaknya berharap melalui kegiatan ini, masyarakat terutama orang tua lebih bisa menerima anak disabilitas. Di samping support dari stakeholder untuk hadir dalam kegiatan disabilitas.
Sukardi Sekretaris Dinas Sosial Jawa Timur mengungkapkan, festival ini merupakan kegiatan yang luar biasa, karena memberikan ruang dan kesempatan kepada anak-anak disabilitas untuk menunjukkan potensinya, sehingga anak-anak percaya diri dan juga mendapat apresiasi atas bakatnya.
“Dinsos selama ini juga memberikan ruang dan pelatihan di UPT kami, mulai dari disabilitas berat hingga ringan. Bahkan beberapa anak bisu dan tuli bisa mengaji. Kami berikan ruang ngaji di masjid kami dengan bahasanya,” ujar dia.
Selain itu, anak-anak dengan keterbatasan penglihatan juga diberikan pembelajaran sehingga bisa lebih mandiri dalam melakukan kegiatan seperti anak normal.
Sukardi mengatakan, pihaknya melalui UPT Dinsos juga telah menyediakan instruktur untuk melakukan pendampingan keterampilan sehingga anak disabilitas dapat mempersiapkan diri menjadi mandiri bahkan membuka usaha sendiri.
“Masih sedikit anak disabilitas yang mendapat kesempatan untuk pengembangan diri, dilatari karena beberapa faktor yakni dari keluarga yang masih enggan dan malu untuk melepas anak ke luar rumah. Sehingga kemampuannya masih terbatas dengan keluarganya saja,” ucapnya.(ant/abd/ipg)