Berada di bulan suci Ramadan 1444 H, Masjid Roudhotul Musyaawaroh Kemayoran Surabaya yang merupakan masjid tertua kedua di Surabaya, menggencarkan kegiatan keagamaan.
Wahyu Hidayat Sekretariat Masjid Roudhotul Musyaawaroh Kemayoran Surabaya menyatakan, kegiatan tersebut yakni mulai dari mengadakan kajian sore, buka bersama, tadarus Al-Qur’an, hingga qiyamul lail malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan.
“Kegiatan ini satu bulan Ramadan penuh. Setelah kajian ada buka bersama, jemaah diatur ke depan di serambi, ada mejanya dan dikasih nasi satu-satu,” ucapnya seusai menjalani jamaah salat tarawih, pada Minggu (2/4/2023) malam.
Ia menyebut, untuk kajian sore menjelang berbuka, yang mengisi ceramah terdapat beberapa tokoh dan kyai yakni KH. Dzulhilmi Ghozali Al-Hafidz, Dr. H. Moh. Makruf, Prof. KH. Mohammad Nuh, Prof. M. Masud Said, KH. Abdul Hakim Mahfudz, KH. Muhammad Abdul Bari, KH. Abdullah Hasan, KH. Munawir, KH. Abdul Hari, KH. Ahmad Mudjab Muthohhar, KH. Ahmad Asyhar Sofwan, KH. Muhammad AR, dan KH. Soleh Sahal.
Ia juga mengatakan, di masjid dengan gaya arsitektur Jawa kuno yang mulai dibangun pada 1844 hingga1848 itu juga mengadakan salat malam ganjil. “Dimulai pada tanggal 21 sampai 29 Ramadan tahun ini, imamnya KH. Abdullah Hasan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menjelang akhir bulan Ramadan nanti, di masjid yang berlokasi di Krembangan itu juga akan memperingati Nuzulul Quran.
“Jadi nanti ada juga peringatan malam Nuzulul Quran, tapi untuk agendanya masih mau dirapatkan dulu,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan untuk kegiatan tarawih bersama, dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dengan tiga witir.
“Imam tarawihnya KH. Ahmad Dzulhilmi Ghozali Al-Hafidz, dengan badal atau pengganti KH. Abdul Bari dan juga ada Ustad Zainul Arifin,” jelasnya.
Seluruh rangkaian ibadah tersebut, kata dia, merupakan bagian dari menyemakkan bulan suci Ramadan, yang pada tahun selanjutnya juga akan dilaksanakan secara rutin. (ris/bil/iss)