Unggahan seputar penghuni rusunawa di postingan instagram@suarasurabayamedia, Minggu (6/2/2022) memancing banyak reaksi dari netter (warganet/warga internet).
Rata-rata mereka mengeluhkan penghuni rusun bukan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Terlihat dari banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di halaman rusun.
Bahkan, ada cukup banyak di antara penghuni Rusunawa yang ternyata berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Rencananya dalam waktu dekat, Pemkot Surabaya akan mendata dan menertibkan kembali penghuni rusun. Soal rencana penertiban ini juga memperoleh dukungan seperti komentar @rachmaw** “Cocok pak, ayo didata lagi.”
Selain support, komentar bernada sentimen negatif juga banyak. Mereka menganggap persoalan ini persoalan lama yang tak kunjung tuntas, seperti cuitan @athur_patr** “Padahal sudah lama baru di up.”
Demikian soal keberadaan ASN yang menghuni rusun juga tidak luput dari komentar gemas netizen (warganet).
“Lek seng ASN iku mau ngga gelem pindah enggak apa-apa wis, karena diperuntukan MBR, berarti wong iku pengen dadi masyarakat berpenghasilan rendah, dituruti ae, gajine didukno sesuai MBR,” cuitan Se@arief_tart**.
Bahkan ada usulan netizen kepada Pemkot untuk mengatasi ASN dengan golongan rendah yang tinggal di rusun.
“Sebaiknya ASN dibuatkan rumah dinas seperti TNI Polri jadi mereka tidak perlu lagi menempati rusunawa,” cuitan dari @alamsetiawan**
Permasalahan penghuni rusun juga menuai reaksi dari Arif Fathoni Anggota Komisi A DPRD Surabaya juga mendesak jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mendata ulang penghuni rumah susun.
“Kalau ada ASN yang masih menempati rusun, tentu itu tidak tepat karena peruntukannya rusun itu digunakan untuk MBR,” tegas Arif Fathoni yang juga Ketua Fraksi Golkar Surabaya ini.
Selain ada ASN yang menghuni rusun, Fathoni menjelaskan, dirinya mendapatkan informasi bahwa banyak penghuni rusun yang sudah punya mobil.
Artinya, itu sudah tidak pantas untuk menghuni rusun, mengingat jumlah antrian warga yang ingin menempati rusun milik pemkot ini sudah mencapai 11 ribu.
Hal yang sama juga disampaikan anggota Komisi A lainnya, Imam Syafi’i. Menurutnya, Pemkot Surabaya harus benar-benar selektif terhadap penghuni rusun.
Sebab, kata dia, rusun itu diperuntukkan bagi warga yang memang benar-benar membutuhkan. Terutama warga Surabaya yang terkategori MBR.
Saat ini, ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Ada pun 20 rusunawa tersebut di antaranya Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Rusun Indrapura dan Babat Jerawat.(man/den)