Edy Budi Susila Kepala Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) memperkirakan produksi Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bakal siap di-launching awal September 2022.
Hingga bulan Juli ini, Edy mengatakan proses produksi vaksin PMK dalam negeri sedang di tahap pembuatan prototype.
“Proses produksi massal vaksin PMK dalam negeri sudah sampai tahap verifikasi di Laboratorium PMK dunia di Institut Pirbright Inggris. Untuk batch 1 target produksi antara 100 ribu sampai 200 ribu dosis,” ujar Edy Budi saat ditemui di Gedung Pusvetma usai rapat terbatas bersama Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Kamis (21/7/2022).
Setelah melewati tahap pembuatan prototype, kata Edy, tahap yang masih harus dilalui dalam pembuatan vaksin PMK adalah uji quality control. Setelah itu vaksin baru bisa diproduksi secara massal.
Produksi vaksin PMK dalam negeri ditargetkan bisa mencapai satu juta dosis hingga bulan Desember. Untuk bisa memenuhi target itu, Edy membuka peluang kerja sama dengan produsen lokal dari sektor swasta.
“Karena produksi vaksin PMK dalam negeri ini masih tahap pengembangan, maka akan ada kerja sama dengan produsen vaksin lokal juga,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Wiku Adisasmito Koordinator Tim Pakar Satgas PMK menyampaikan cakupan dosis vaksin PMK di Indonesia mencapai tiga juta dosis, dengan variasi yang bermacam-macam di setiap daerahnya.
“Capaian vaksin PMK yang paling kami soroti di Jawa Timur, karena Jatim menjadi salah satu lumbung peternakan di Indonesia,” ujar Wiku.
Meski Jatim menjadi provinsi yang disoroti terkait ketercapaian vaksinasi PMK. Wiku menyatakan juga mendorong daerah-daerah lain supaya ketercapaian vaksinasinya tinggi.
Koordinator Tim Satgas PMK itu mengingatkan bahwa virus ini cukup serius apabila menjangkit hewan ternak, dirinya mengimbau kepada masyarakat supaya lebih memperhatikan kebersihan diri saat keluar masuk kandang.
Dia juga mengatakan masyarakat harus mengantisipasi penyebaran virus PMK dengan biosecurity, yakni saat keluar masuk kandang harus didisinfeksi dan memperhatikan kebersihan alas kaki.
“Karena sebaran virus PMK ini banyak ditemukan berasal dari orang yang berpindah-pindah tempat dan kemudian memasuki kandang. Oleh karena itu harus dilakukan disinfektan sebelum masuk kandang,” pungkasnya.
Selain memantau ketercapaian vaksin, Wiku juga melakukan koordinasi dan memastikan bahwa Tim Satgas PMK Jatim bekerja dengan baik dan beroperasi secara menyeluruh hingga ke daerah-daerah.(wld/dfn/ipg)