Universitas Terbuka (UT) akan terus mendorong lebih banyak pekerja migran asal Indonesia yang meraih pendidikan tinggi hingga ke jenjang sarjana, seperti yang saat ini bekerja di Singapura.
Hal ini disampaikan Rahmat Budiman MHum PhD Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama UT, dalam sambutannya pada wisuda UT Pokjar Singapura 2022, Minggu (13/3/2022).
“Kuliah sambil bekerja memang tidak mudah, butuh kerja keras karena kedatangan teman-teman ke negara lain bukan semata-mata untuk kuliah tetapi untuk bekerja,” ujarnya.
Wisuda ini diikuti sebanyak 33 pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Singapura, 30 diantaranya dilakukan di KBRI Singapura, sementara tiga wisudawan lainnya secara daring karena masa kontrak di perusahaan yang bersangkutan sudah habis.
“PMI merupakan perwakilan bangsa di berbagai negara yang memberikan sumbangsih pada devisa negara. Kita selayaknya memiliki tanggung jawab agar PMI terlindungi dan juga memiliki kemampuan yang sesuai. UT membuka akses seluas-luasnya bagi PMI untuk meningkatkan kompetensi,” tambah Budiman.
Secara umum, jumlah PMI yang menjadi mahasiswa UT sebanyak 2.303 orang dan 149 orang di antaranya ada di Singapura. Menurut Budiman, jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan keseluruhan PMI di luar negeri yang berjumlah 1,8 juta orang.
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan mahasiswa UT di luar negeri dapat mengajak rekan sesama PMI untuk melanjutkan pendidikan di UT.
“Kami juga terus meningkatkan kualitas perkuliahan sehingga dapat diakui internasional,” jelasnya.
Sementara itu Dr Pardamaian Dulay Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT mengatakan, kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi tidak akan merugikan investasi pada bidang pendidikan.
“Sehingga nanti ketika pulang ke Tanah Air, tidak hanya membawa bekal tabungan tetapi juga ilmu pengetahuan,” terangnya. (ant/bil/iss)