Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan belasan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan ribuan personel untuk pengamanan laut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum G20 di Bali dua pekan lagi.
Total, 12 KRI yang akan dikerahkan untuk melakukan patroli pengamanan pada 12 mil teritorial di kawasan Nusa Dua, Bali pada 15 hingga 16 November 2022 mendatang.
KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI Surabaya-591, KRI Teluk Banten-516, KRI Bimasuci, KRI Karel Satsuit Tubun-356, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Fatahillah 361, KRI Sultan Nuku-373, KRI Tarakan-905, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Untung Suropati-372, KRI Hasan Basri-382, serta tiga unit helikopter panther dan dua helikopter Bell.
TNI AL juga menerjunkan 3.000 personel dalam pengamanan tersebut termasuk pasukan khusus. Gabungan dari Koarmada I, II, dan III dengan marinir itu akan dipimpin langsung oleh Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat sebagai Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla).
Apel gelar pasukan dan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL untuk pengamanan laut KTT G20 dilaksanakan di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung Surabaya, hari ini, Jumat (4/11/2022). Apel dipimpin langsung oleh Laksamana TNI Yudo Margono Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pengamanan laut teritorial hanya dilakukan oleh TNI AL. Tidak ada gabungan dengan pasukan atau kapal perang negara lain anggota G20. Kalau pun ada, mereka disediakan wilayah perairan lombok untuk ikut jangkar.
“Kita sarankan mereka ikut jangkar di tempat yang sudah ditentukan. Kita beri di daerah lombok atau benua. Kita harap tidak masuk pengamanan. Teritorial kita kedaulatan kita. Jadi kalau mereka mau pengamanan di luar teritorial,” kata Yudo.
Menurut Laksamana Yudo, Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan G20. Selain itu dilakukan karena tidak ada negara lain yang mengajukan latihan operasi gabungan dengan TNI AL Indonesia.
“Pengamanan kita tidak ada campur tangan dengan negara lain karena kita tidak tahu negara lain bagaimana prosedurnya. Kalau ikut harusnya ada latihan operasi gabungan bersama. Sampai sekarang belum ada,” imbuhnya.
Usai apel, Yudo mengecek seluruh kesiapan pasukan termasuk kapal. Salah satunya senjata torpedo anti kapal selam milik KRI Karel Satsuitubun-356 dipastikan berfungsi.
“Apabila ada kapal selam lawan terdeteksi sonar, akan kami komunikasikan dahulu. Kalau tidak mau muncul akan kita beri tembakan peringatan RBU, itu akan mengganggu ringan. Kalau tidak maka akan kita beri tembakan torpedo,” paparnya.
Terakhir, ia menegaskan seluruh personel untuk siap tempur menjaga keamanan NKRI.
“Indonesia dipertaruhkan menjaga sekian puluh orang kepala negara. Yang saya perintahkan bukan sekadar siap operasi, tapi siap tempur. Mengantisipasi gangguan musuh,” tegasnya.
Diketahui forum G20 akan berlangsung 15-16 November mendatang, yang beranggotakan Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa. (lta/gat/ipg)