Kejadian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur sejak bulan Agustus hingga Desember 2022 terus mengalami penurunan. Berdasarkan laporan Sistem Informasi Kesehatan Hewan (ISIKHNAS), sampai dengan tanggal 5 Desember 2022 terdapat laporan penyakit PMK sebanyak 192.109 ekor dengan total kesembuhan 184.551 ekor atau sebesar 96 persen.
Hal tersebut disampaikan Adhy Karyono Sekda Prov Jatim sekaligus Ketua Satgas PMK Jatim saat membuka Bimtek Lanjutan Fasilitator PMK, yang diselenggarakan oleh Satgas PMK Nasional, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, sisa hewan yang masih sakit sebanyak 1.121 ekor atau sebanyak 0,5 persen. Selain itu potong bersyarat sebanyak 2.478 ekor atau 1,3 persen dan hewan mati sebanyak 3.959 ekor atau 2 persen.
Adhy menambahkan, berdasarkan data crisis center PMK nasional, sampai dengan 6 Desember 2022 di Jawa Timur terdapat sebanyak 15 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang telah berstatus Zero Reporterd Case PMK.
Status Zero Reporterd Case adalah daerah yang selama 14 hari terakhir tidak terlaporkan kasus baru PMK dan seluruh kasus baru PMK dan seluruh kasus yang terlaporkan sakit, telah sembuh.
“Kami berharap 23 Kabupaten/Kota sisanya bisa sesegera mungkin bisa mengatasi kejadian PMK di wilayahnya masing-masing,” imbuh Adhy, mengutip laman Kominfo Jatim, Jumat (9/12/2022).
Lebih lanjut Adhy mengatakan, agar penyuluhan bagi para peternak dapat berjalan efektif, dirinya memberikan keleluasaan cara sosialisasi bagi seluruh tenaga fasilitator yang terdiri dari petugas BPBD, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Selain itu, Adhy juga menjelaskan jika Jawa Timur merupakan provinsi dengan cakupan vaksinasi PMK tertinggi di Jawa Timur. Hal ini juga dapat dilihat dari laporan ISIKHNAS sampai dengan 6 Desember 2022, total realisasi vaksinasi sebanyak 2,4 juta dosis atau 30 persen dari total vaksinasi PMK nasional sebanyak 8,5 juta.
“Namun dibandingkan dengan populasi hewan rentan PMK yang berada di Jawa Timur, capaian vaksinasi PMK Jawa Timur masih rendah, yaitu sebanyak 21 persen,” imbuhnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, untuk mendukung pengendalian PMK, Jawa Timur didukung tenaga kesehatan hewan sebanyak 950 dokter hewan, 1.500 paramedik, yang tersebar di 38 Kabupaten/Kora termasuk 1.000 orang tenaga kesehatan dari unsur non pemerintah dan 1.500 orang dari Nakes Polri.
Selain itu, sebagai tindak lanjut dari kegiatan vaksinasi PMK, pemerintah juga melakukan kegiatan penandaan ternak. Adhy mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian bahwa ternak-ternak tersebut telah mendapatkan vaksinasi dan atau pengobatan.
“Sampai dengan tanggal 6 Desember 2022, telah terlaksana penandaan ternak dengan eartag ber barcode sebanyak 667.908 ekor,” kata Adhy.
Sebagai informasi Bimtek Lanjutan Fasilitator PMK ini diikuti ratusan tenaga fasilitator dari berbagai daerah di Jawa Timur dan diselenggarakan pada 7-9 Desember 2022 yang diinisiasi oleh BNPB RI.(dfn/ipg)