Jumat, 22 November 2024

Taliban Larang Perempuan Mengakses Pendidikan Tinggi

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Hawa (20), seorang mahasiswi tahun ketiga di Universitas Pendidikan Kabul membaca buku di samping jendela rumahnya di Kabul, Afghanistan, 23 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. Foto: Reuters

Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan mengatakan perempuan akan dilarang mengenyam pendidikan tinggi sehingga mendorong kampus-kampus untuk menolak para mahasiswi melalui surat yang diumumkan pada Selasa (20/12/2022) malam.

Larangan dalam sebuah surat kepada universitas dari kementerian pendidikan tinggi itu, menuai kecaman dari pemerintah asing dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kami pergi ke universitas, Taliban berada di pintu gerbang dan memberi tahu kami bahwa ‘Anda tidak diizinkan masuk universitas sampai pemberitahuan lebih lanjut’. Lalu semua orang menangis,” kata Shaista Mahasiswi Studi Bisnis di sebuah universitas swasta di Kabul pada Rabu (21/12/2022) dikutip Antara dari Reuters.

Seorang profesor di universitas lain di Kabul yang menolak disebutkan namanya, mengatakan staf mengusir mahasiswi di gerbang karena mereka tidak punya pilihan selain melaksanakan instruksi tersebut.

Pelarangan siswa perempuan kemungkinan akan mempersulit upaya administrasi Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional dan untuk menghapus sanksi yang sangat menghambat perekonomian Afghanistan.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan meminta pemerintahan yang dikelola Taliban untuk segera mencabut keputusan tersebut.

PBB juga mendesak pihak berwenang untuk membuka kembali sekolah anak perempuan setelah kelas enam dan mengakhiri semua tindakan yang mencegah perempuan dan anak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan publik sehari-hari.

Hassiba Mahasiswa Ilmu Politik tahun ketiga yang tinggal di Kabul mengatakan, bahwa dirinya mendengar tentang pengumuman itu saat sedang belajar untuk ujian.

“Terlalu sulit untuk diterima, sulit dipercaya. Bila tidak ada pendidikan untuk perempuan dalam masyarakat, bagaimana kita bisa berharap untuk masa depan yang cerah?” katanya.

Menurut pengumuman Selasa (20/12/2022) malam, keputusan itu dibuat oleh kabinet pemerintahan Taliban.

Beberapa pejabat Taliban termasuk Wakil Menteri Luar Negeri dan Juru Bicara Pemerintah telah berbicara mendukung pendidikan perempuan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Pemimpin Spiritual Tertinggi Taliban yang berbasis di kota selatan Kandahar memiliki keputusan akhir tentang keputusan besar.

Sumber resmi diplomatik dan Taliban mengatakan bahwa masalah tersebut telah dibahas oleh para pemimpin.

Kepemimpinan Taliban mengatakan mereka menginginkan hubungan damai dengan komunitas internasional tetapi orang asing tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan.

Kebanyakan anak perempuan tidak dapat bersekolah selain pendidikan dasar. Pemerintahan Taliban mengatakan sedang mengerjakan rencana untuk pendidikan menengah bagi anak perempuan, tetapi belum memberikan kerangka waktu.(ant/rum/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs