Hasil survei Global Traffic Scorecard pada tahun 2021 yang dirilis Inrix, perusahaan analisis data lalu lintas, menunjukkan Kota Surabaya menduduki peringkat pertama yang menyandang kota termacet di Indonesia.
Surabaya berada di posisi 50 besar, tepatnya di peringkat ke 41. Naik sebanyak 72 persen dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19, dengan peringkat ke 361 di tahun 2020.
Selanjutnya Kota Jakarta yang menduduki peringkat ke 222 secara global berdasarkan hasil survei tersebut berada di peringkat kedua kota termacet di Indonesia. Angka ini turun tajam dari survei tahun sebelumnya yang menunjukkan Jakarta bertengger di posisi 55, atau turun signifikan 81 persen.
Lalu Denpasar dengan ranking 291 di posisi ketiga, turun dibandingkan tahun lalu di posisi 142.
Malang berada di posisi ke empat kota termacet di Indonesia versi Global Traffic Scorecard, dengan peringkat ke 334.
Peringkat kelima diduduki oleh Bogor dengan urutan ke 821. Turun dari tahun sebelumnya di posisi ke 1.014.
Global Traffic Scorecard Inrix menghitung kehilangan waktu dengan menganalisis data kecepatan puncak saat lalu lintas padat dan kecepatan saat lalu lintas lancar. Total waktu yang hilang adalah perbedaan waktu perjalanan yang dialami selama periode puncak jam sibuk dibandingkan dengan kondisi arus bebas per pengemudi. Dengan kata lain, ini adalah perbedaan antara mengemudi selama jam sibuk versus mengemudi di malam hari dengan sedikit kepadatan kendaraan.
Global Traffic Scorecard Inrix menggunakan data penyelidikan GPS anonim untuk mengidentifikasi rute dan tujuan yang paling sering dikunjungi di seluruh wilayah guna menciptakan gambaran perjalanan yang lebih akurat untuk suatu wilayah, tidak hanya ke dan dari pusat kota.
INRIX menggabungkan data anonim dari kumpulan data yang beragam seperti ponsel, mobil, truk, dan kota yang menghasilkan wawasan yang kuat dan akurat. Data yang digunakan dalam Global Traffic Scorecard 2021 adalah status kemacetan atau tidak macet dari setiap segmen jalan untuk setiap menit dalam sehari.(dfn/ipg/rst)