Jumat, 22 November 2024

Suara Desingan Peluru di Jalan Pahlawan Meriahkan Parade Surabaya Juang

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Drama teatrikal yang memeragakan perlawanan arek-arek Suroboyo melawan pasukan sekutu, Minggu (6/11/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Sebelum dimulainya Parade Surabaya Juang, ada penampilan drama teatrikal yang menggambarkan perjuangan Arek-arek Suroboyo melawan Tentara Sekutu, pada 10 November 1945.

Drama teatrikal dimulai dengan raungan sirine. Adegan pertama menampilkan empat orang Tentara belanda menyetop dua Tentara Indonesia yang sedang naik motor.

Kemudian, dilanjutkan dengan adegan penyebaran poster yang berisi ultimatum dari Tentara Sekutu kepada Arek-arek Suroboyo, untuk menyerahkan senjata usai tewasnya Brigjen Mallaby.

Dalam drama itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memerankan Bung Tomo Pahlawan Surabaya dalam pertempuran bersejarah 10 November.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya yang memerankan Bung Tomo Pahlawan Surabaya dalam perang 10 November, Minggu (6/11/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Enak ae Suroboyo kate dijajah maneh, ayo kemerdekaan sing wes diproklamasikno 17 Agustus diperhatankan (enak aja Surabaya mau dijajah lagi, ayo kemerdekaan yang sudah diproklamasikan 17 Agustus dipertahankan),” ujar Eri menirukan aksen suara Bung Tomo, Minggu (6/11/2022).

Tidak lama berselang, perang antara Arek-arek Suroboyo dan Tentara Sekutu pun pecah. Adegan menampilkan baku tembak antara Pasukan Sekutu dengan Tentara Indonesia.

Letupan kembang api yang diluncurkan sebagai simbol peperangan, membuat suasana di Jalan Pahlawan seakan penuh tembakan peluru. Ribuan mata Warga Surabaya yang ada di lokasi tertuju kepada drama teatrikal itu.

Adegan perang menggambarkan Tentara Indonesia yang mampu mendominasi medan tempur, dan membuat Tentara Sekutu terdesak.

Di akhir adegan peperangan, juga diperlihatkan adegan Arek-arek Suroboyo yang berjatuhan. Sambil diiringi pembacaan puisi, para aktor yang memerankan korban perang ditutupi dengan kain berwarna merah dan putih sebagai simbol penghormatan.

“Seluruh Arek Surabaya, kita mengenang 10 November 1945 di mana para pejuang berjuang tanpa pamrih tanpa mengenal ras, etnis, dan agama,” ucap Eri waktu memberi sambutan.

Setelah drama teatrikal usai, Wali Kota Surabaya secara simbolis membuka gelaran Parade Surabaya Juang dengan penyerahan bendera merah putih.

Tidak lama kemudian, langsung diikuti dengan rombongan barisan komunitas yang sudah siap sejak pagi tadi untuk berjalan melewati rute yang sudah disiapkan. (wld/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs