Senin, 25 November 2024

Stunting di Jawa Timur Masih di Angka 23,5 Persen

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi, FK Unair bekerjasama dengan DKK Surabaya mengadakan pengabdian masyarakat dengan sasaran balita stunting dan ibu hamil di Kelurahan Morokrembangan, Kamis (18/11/2021). Foto: Istimewa

Stunting di Jawa Timur pada tahun 2022 angka prevalensinya masih cukup tinggi, yakni 23,5 persen. Angka tertinggi terdapat di Kabupaten Bangkalan sebesar 38,9 persen, sementara terendah di Kabupaten Mojokerto 6,9 persen dari keseluruhan di Jatim.

Maria Ernawati Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur (Kaper BKKBN Jatim) mengatakan, faktor perekonomian dan perawatan bayi sejak dalam kandungan tetap jadi penyebab utama tingginya angka tersebut.

“Tapi faktor kemiskinan bukan jadi faktor utama. Tapi ada juga faktor salah pola asuhnya. Itu menjadi pekerjaan rumah kita untuk sosialisasi pencegahan stunting,” jelasnya pada Suara Surabaya saat dikonfirmasi soal stunting di Jatim pada Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022, Rabu (29/6/2022).

Erna sapaan akrab Kaper BKKBN Jatim mengungkapkan, faktor salah pola asuh bisa meliputi pemenuhan nutrisi yang tidak diberikan pada bayi secara lengkap. Khususnya, pada 1.000 hari pertama kehidupan. Selain itu, peran Ayah tentunya juga sangat penting membantu Ibu untuk memberikan kebutuhan bayi.

“Kemudian pascamelahirkan, paling tidak harus diberi air susu ibu (ASI) selama enam bulan pertama,” ujarnya.

Erna juga mengungkapkan, telah membentuk tim yang terdiri dari unsur tenaga kesehatan, PKK serta kader yang telah diberi pelatihan sebelumnya. Tim tersebutlah, yang nantinya ikut melakukan pendampingan kepada para orang tua untuk mencegah terjadinya stunting.

BKKBN telah mempersiapkan sebuah Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) bagi para calon pengantin. Dengan aplikasi tersebut, pemantauan dan saran bisa diberikan kepada para calon pengantin untuk mempersiapkan diri sebelum memiliki anak

Terakhir, Erna berpesan bahwa mengatasi persoalan stunting tentu bukan hanya menjadi tugas BKKBN saja. Namun, seluruh pihak khususnya dari Swasta juga bisa melakukannya.

Sebagai informasi, peringatan Harganas yang jatuh pada Rabu hari ini, bertema “Cegah Stunting Agar Keluarga Tidak Stunting”. Tema tersebut diambil, karena tahun ini angka stunting ditargetkan turun sampai tiga persen, seperti disampaikan oleh Ma’ruf Amin Wakil Presiden (Wapres) Indonesia pada Mei lalu.

“Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya tiga persen  melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi, pembentukan TPPS dan (penguatan) tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu,” jelas Wapres, Rabu (11/5/2022). (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs