Agustinus Mulyadi Kuwanto atau yang akrab disapa Pak Agustinus oleh kru dan pendengar Suara Surabaya (SS), meninggal dunia pada Selasa (24/5/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Agustinus meninggal dunia dalam usia 68 tahun saat menjalani perawatan cuci darah di sebuah rumah sakit di Surabaya.
Kabar duka ini tidak hanya meninggalkan sesak bagi keluarga yang ditinggalkan, namun juga penggemar berat Agustinus yang selalu menanti celetukan khasnya di udara.
Pendengar dan netter bahkan ada yang masih mengingat kata-kata yang dilontarkan almarhum terhadap suatu isu saat dibawakan di Radio Suara Surabaya.
Akun Indra Sembiring melalui e100 menuliskan Lek pingin omahmu nggak kemalingan…pager e ojok di ke i oli /minyak…ben krungu malinge bukak pager….msh ingat kata2 itu…selamat jalan pak agustinus..
Lalu Edhy Efendy di wall e100 menuliskan pesan terakhir Jika ada yg tau anda benar-benar fans berat bapak Agustinus …. … Kayak nya gk ada yg tau apa kata bijak dr beliau .. ini saya kasih tau dan smpai skrng saya ingat2 kata. Bapak Agustinus adalah kita harus sedikit bnyk kita harus tau mekanik. Ini kata bapak Agustinus
Oleh akun Petra Tri Satriya Adi komentar ini diimbuhi dengan kalimat dan kata penutup *terima kasih( tlp langsung di tutup)*
Bahkan karena kepiawaiannya yang kerap ditunjukkan saat berkomentar tentang otomotif, pengakses SS menjulukinya sebagai master otomotif.
Bambang, melalui WhatsApp Suara Surabaya menuliskan Selamat jalan the best master agustinus… Hampir semua wejangan beliau masalah mobil selalu saya praktekan sebelum menjalankan mobil.
Arif Khunaifi masih teringat kata-kata Pak Agustinus saat mengudara di Suara Surabaya, seperti yang disampaikan Arif lewat akun Facebook e100: “Nyetir mobil itu minimal harus bisa membetulkan yang ringan ringan. Jangan andalkan montir bengkel terus. Ya kalau saat rusak bisa telpon montir pas ada sinyal. Kalau di atas gunung cangar pas gak ada sinyal. Katene nelpon demit tah Koen.”
Kata kata beliau yang selalu saya ingat sehingga selalu belajar memperbaiki kendaraan dengan yang ringan ringan…
Sugeng tindak Pak Agus…
Marianto menyampaikan Turut Bela sungkawa Atas wafatnya Pak Agustinus,Beliau salah satu Orang Yang Kritik Bila menyangkut Otomatif ,demi kebaikan Kita Semua Yang sehari hari Di Jalan,Selamat Jalan Semoga Tuhan Menberikan Tempat semua Amal Amal Beliau,Selama Di Dunia Amin
Ariel Cahyono menyalin pesan Turut berduka cita atas kepergian Pak Agustinus, suara & komentarnya yg sll tanpa tedeng aling2 membuat saya terkagum… Bagi saya dia the legend pendengar.. ‘Selamat jalan Pak Agustinus, anda sdh tenang di surga.. 🙏🙏
Juwita Meiva menuliskan Turut Berduka Cita untuk pak Agustinus, sekarang sudah tidak ada yang marahin lagi pengendara yang tidak mematuhi rambu² salut selalu dengan Pak Agustinus
Widi Dayanto Ikut berduka cita atas meninggalnya P Agustinus , semoga arwahnya diterima disisi-Nya dan Kelg yg ditinggal diberi tabah serta ikhlas , saya sebagai pendengar senang mendengar alm kalau on air , tegas dan penget yg natural , semoga ada penggantinya
Sosok Agustinus selama masa hidupnya dikenal oleh kru dan pendengar SS sebagai pribadi yang tegas dan terkesan ketus, kritis dan ceplas ceplos. Serta selalu berapi-api dalam menyampaikan pendapatnya menanggapi sebuah isu yang sedang dibahas, terutama masalah kendaraan dan berkendara. Inilah yang membuatnya sering dirindukan oleh pendengar.
Moh Hanafi menulis Selamat jalan pak agustinus semoga tenang dan damai. Saya salah satu penggemar bapak jika on air volume langsung saya naikkan
Akun @fajarreymizard melalui Twitter @e100ss mencuit Kalau denger ss selalu ditunggu 🙁
Kemudian @skinnyfatguyyy menuliskan Selamat jalan pak agustinus, bakalan kangen kalau pak agustinus yg telfon ke suara surabaya, beliau memang ketus namun itu semua karena beliau peduli dengan sesama
@tekanosite berkesan suka dengan pendapat2 beliau,baik otomotif maupun isu2 yg berkembang saat itu,ketus dan ceplas ceplos dalam memberikan pndapat jd ciri khas beliau, turut berduka untuk keluarga besar beliau 🙏
Kini pesan-pesan yang ditinggalkan dan suara-suara yang dirindukan itu hanya bisa dikenang. Selamat jalan Pak Agustinus pendengar setia Suara Surabaya, Sang Legenda.(dfn/ipg)