Drh. Bilqisthi Ari Putra M. Si Peneliti Forensik Veteriner Unair yang melakukan pemeriksaan terhadap jasad anjing yang mati di sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB belum bisa menyampaikan penyebab pasti kematian anjing itu.
Dia hanya memastikan, berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dan toksikologi di Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga Surabaya, anjing itu mati bukan karena diracun.
“Karena menurut pihak yang mengirim sampel anjing-anjing itu, mereka mau melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Jadi saya belum bisa menyampaikan detail hasil pemeriksaannya, tapi yang jelas bukan karena keracunan,” ujarnya.
Pengirim sampel anjing ke Laboratorium Patologi Veteriner FKH Unair adalah komunitas Animal Defender. Mereka mengirimkan sampel anjing yang mati itu pada 27 November 2021 lalu dan berencana melaporkan kasus itu ke polisi.
Dokter Bilqis bilang, pada hari yang sama sampel anjing itu datang, dirinya bersama Drh Hani Plumeriastuti Penanggung Jawab Laboratorium Patologi Veteriner FKH Unair melakukan pemeriksaan didampingi sejumlah asisten dokter dan diikuti perwakilan pihak Animal Defender.
“Hasil pemeriksaannya baru keluar tanggal 5 Januari kemarin. Tapi karena ini akan dilaporkan ke polisi, saya tahan dulu tidak menyampaikan detailnya kecuali kepada penyidik. Nanti kalau ternyata tidak dilaporkan, saya akan sampaikan,” katanya.(den/iss/ipg)