Prof Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengemukakan wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah dan mobilitas penduduk yang tinggi berpotensi menjadi sarang bagi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bermutasi.
“Kalau mau melihat potensi mutasi dari Covid-19, maka lihatlah negara maupun daerah yang vaksinasinya rendah dan interaksi atau mobilitasnya tinggi,” kata dia dalam Podcast Apa Adanya yang diikuti dari YouTube B1 Plus di Jakarta, Rabu (2/3/2022) sore.
Dalam acara bertajuk “Dua Tahun Pandemi Indonesia, Bangun Mental Juara” itu, ia memastikan mutasi virus akan tetap terjadi sebab bagian dari sifat alamiah untuk bertahan hidup.
“Sama seperti manusia, juga akan berusaha untuk bertahan hidup,” katanya seperti yang dilansir Antara.
Menurut Wiku, ancaman terhadap virus corona dapat muncul, salah satunya saat terjadi intervensi vaksinasi.
Tetapi, belum semua negara di dunia memiliki kemampuan vaksinasi sama seperti Indonesia.
“Artinya tempat vaksinasi yang tidak tinggi seperti di Afrika misalnya, maka terjadi mutasi adalah di tempat-tempat yang dengan imunitas lemah seperti itu,” katanya.
Status endemi di satu negara bukan berarti pandemi dinyatakan selesai di seluruh dunia. Setiap negara perlu membangun kolaborasi untuk saling menguatkan dan menutup kelemahan dari berbagai negara lain.
“Menurut saya Indonesia termasuk daerah yang potensi terjadi mutasi virusnya kecil. Hanya akan naik risikonya untuk mutasi di tempat-tempat yang vaksinasinya belum tinggi dan interaksi mobilitas masyarakat yang tinggi,” katanya.
Negara yang diduga belum memperoleh pemerataan hak atas vaksin, di antaranya negara di Afrika, sebagian Asia, serta Amerika Latin.
“Itulah negara-negara yang sebetulnya harus dibantu. Dengan menutup daerah-daerah itu melalui vaksinasinya, sebenarnya adalah menyelamatkan seluruh dunia,” katanya.(ant/tin/ipg)