Sabtu, 23 November 2024

Satgas Ingatkan Masyarakat Tetap Disiplin Protokol Kesehatan pada Bulan Ramadan dan Idulfitri

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Covid-19. Foto: Biro Pers Setpres

Bulan Suci Ramadan tahun ini bertepatan dengan masa transisi pengetatan kegiatan masyarakat menuju pola hidup produktif dan aman Covid-19.

Meski tren kasus menurun, Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan, masih ada potensi kenaikan kasus seiring meningkatnya mobilitas dan kegiatan masyarakat.

Maka dari itu, Wiku berharap masyarakat khususnya Umat Muslim tetap disiplin mencegah penularan virus dalam beraktivitas dan beribadah selama bulan puasa.

Apalagi, tahun ini pemerintah kembali mengizinkan penduduk melakukan tradisi mudik lebaran.

“Kita harus semaksimal mungkin menekan penularan, terlebih kita telah memasuki transisi kegiatan masyarakat yang produktif aman,” ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Profesor mengatakan bilang, masyarakat harusnya bisa mencegah lonjakan kasus, belajar dari pengalaman dua tahun terakhir.

Menurutnya, ada tiga indikator yang perlu diperhatikan bersama untuk mencegah lonjakan kasus infeksi Virus Corona sesudah bulan puasa dan lebaran.

Pertama, menekan angka reproduksi virus. Indikator kedua menurunkan positivity rate pada waktu angka testing ditingkatkan, dan yang ketiga terus berupaya meningkatkan capaian vaksinasi.

Berdasarkan data yang dipegang Satgas Penanganan Covid-19, angka reproduksi virus menurun dibandingkan catatan tanggal 10 Maret 2021.

Per tanggal 24 Maret 2022, penurunan angka reproduksi virus terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia. Penurunan paling signifikan terjadi di Nusa Tenggara, dari 1,14 ke 1,01.

Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 menjelaskan, angka reproduksi virus harus bisa ditekan sampai di bawah 1, terutama di daerah tujuan mudik seperti Jawa dan Sumatera.

Dia menekankan supaya masyarakat menutup peluang penularan sekecil mungkin. Karena, semakin rendah potensi penularan, maka semakin rendah juga angka reproduksi virus.

Cara yang paling mudah, murah, dan efektif, kata Wiku, tetap disiplin memakai masker, rutin mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik.

Terkait positivity rate dan testing, Wiku menyebut positivity rate mingguan nasional sebesar 5,20 persen, menurun dari minggu sebelumnya 8,81 persen.

Bahkan, angka sekarang turun drastis dibandingkan puncak Omicron mencapai 17 persen.

Di sisi lain, Wiku menyayangkan terjadinya penurunan jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen.

“Minggu ini totalnya 700 ribu, terdiri PCR 185 ribu dan Antigen 517 ribu. Terbilang rendah jika dibandingkan pada puncak Omicron lalu mencapai 2 juta orang terdiri 650 ribu PCR dan 1,4 juta antigen,” ungkapnya.

Walau pun antigen atau PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan, testing tetap penting dilakukan terutama ketika bergejala atau berkontak erat dengan orang positif Covid-19.

Meningkatnya angka testing merupakan salah satu cara mengantisipasi orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah masyarakat.

“Untuk itu, jujur dan berinisiatif untuk segera tes ketika merasa bergejala dan kontak erat adalah kunci mencegah penularan semakin meluas,” tambah Wiku.

Selanjutnya, indikator vaksinasi dosis 1 nasional sudah mencapai 72 persen populasi, dosis 2 mencapai 58 populasi populasi, dan vaksin booster mencapai 7 persen populasi.

Untuk target 21,5 juta lansia, dosis 1 sudah mencapai 79 persen, dosis 2 mencapai 60 persen, dan booster mencapai 10 persen.

“Untuk dosis 2 dan vaksin booster harusnya terus ditingkatkan lagi cakupannya. Secara nasional, setidaknya 70 persen untuk dosis 2 dan vaksin booster harus ditingkatkan pada populasi rentan dan lansia, terutama pada provinsi-provinsi yang menjadi tujuan mudik seperti Pulau Jawa. Dan kepada Gubernur serta Bupati/Walikota dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta perlu terus memantau data vaksinasi dosis ke-2 dan booster di wilayahnya, dan harus terus ditingkatkan,” tegas Wiku.

Melihat perkembangan tersebut, Wiku menekankan perlunya upaya ekstra waktu menjalani ibadah bulan Ramadan dan Idulfitri yang akan datang.

Sehingga, kegiatan beribadah akan lebih maksimal dalam keadaan aman dari Covid-19, penularan di tengah masyarakat terus menurun dan jumlah orang yang divaksin primer serta booster semakin meningkat.(rid/rst)

Bagikan
Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs