Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya membeberkan data komposisi sampah domestik maupun non domestik di Surabaya pada tahun 2021 sebesar 578.169 ton per tahun atau 1.585 ton perhari. Dari jumlah sampah ini sebanyak 314.003,58 ton (54,31 persen) adalah sampah organik, sementara 264.168,42 ton (45,69 persen) adalah sampah anorganik yang terdiri dari 109.852,11 ton sampah plastik; dan 154.316,31 ton sampah anorganik lainnya.
Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mengatakan, dalam pengurangan sampah organik di Kota Pahlawan tantangannya adalah mengubah gaya hidup di masyarakat. Gaya hidup yang dimaksud Hebi seperti menghabiskan makanan dan memasak dengan bahan baku secukupnya.
“Kita masak terlalu banyak bahan, sehingga memasak dengan bahan secukupnya karena kadang kita berlebihan bahan bakunya. Setelah makan banyak yang tidak habis kemudian dibuang, gaya hidup seperti ini yang jadi problem. Makan seharusnya secukupnya, kalau memang lapar ya dimakan sampai habis,” kata Hebi saat mengudara dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (30/9/2022).
Kemudian untuk alur pengolahan sampah agar tumpukan sampah organik tidak kian menggunung, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah membuat program pengurangan sampah dari tingkat rumah tangga. Program itu di antaranya Surabaya Smart City, Proklim, dan Kampung Zero Waste.
“Kami menyentuh mereka untuk memilah dan memanfaatkan sampah dari mereka untuk dikelola melalui bank sampah, membuat kompos, ternak maggot dan ini sudah dilakukan di kampung-kampung Surabaya. Dari 2000 RW, sudah 80 persen mempunyai pengelolaan sampah,” ujarnya.
Hebi juga menyebut, pengelolaan sampah organik di Surabaya bisa lebih cepat bila ada pemilahan, seperti di LPS Kayoon yang memilah sampah nasi sisa menjadi pakan bebek di Mojokerto.
“Aturan ke depan akan didiskusikan tentang hal itu, tentang makanan yang tidak habis,” imbuhnya.
Sementara untuk sampah anorganik di Surabaya, Hebi menyebut, pengurangannya dilakukan lewat Perwali Kota Surabaya No. 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya yang ditetapkan 9 Maret 2022 lalu.
Hebi mengeklaim sampah plastik di Surabaya berkurang sejak diundangkannya Perwali ini berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo).
“Hasil survei evaluasi Perwali berdasarkan koordinasi kita dengan Apindo dari 200 lebih anggota mereka, kita ada pengurangan sekitar 0,6 ton sampah plastik per hari. Artinya ini efektif tapi masih belum tersentuh yang di pasar, paket-paket online,” pungkasnya.(dfn/iss)