Sabtu, 23 November 2024

Sakit Sejak Lama, Keluarga Ikhlas Lepas Kepergian Cak Sapari Sang Legenda

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Proses pemakaman Cak Sapari, Kamis (15/9/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Setelah sekitar lima tahun menderita penyakit diabetes, Cak Sapari seniman ludruk legendaris Surabaya akhirnya meninggal dunia, Kamis (15/9/2022) subuh, sekitar pukul 04.30 WIB.

Meski berat, seluruh keluarga mengaku sudah mengikhlaskan kepergiannya. Suryaningsih istri Cak Sapari, mengaku sudah tidak tega melihat suaminya terbaring sakit cukup lama.

“Pernah habis dari RS Soewandhie pulang terus dibawa lagi ke RS Dr. Soetomo empat harian baru pulang dirawat di rumah. Kasihan sakit,” ujar Suryaningsih sambil menyeka air matanya.

Yuli Widya anak pertama Cak Sapari juga mengatakan, sebelum menghembuskan napas terakhirnya pukul 04.30 WIB tadi, sang Legenda Ludruk itu sudah tidak bisa lagi merespons obrolan sejak Rabu (14/9/2022) sekitar pukul 07.00-08.00 WIB.

Keluarga pun langsung menggelar pengajian bersama untuk mendoakan Cak Sapari hingga detik terakhir hidupnya.

Yuli Widya anak pertama Cak Sapari, Kamis (15/9/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Selama menjalani perawatan di rumah, kata Yuli, ayahnya sudah sangat bergantung pada tabung oksigen untuk bantuan pernapasan, serta alat kesehatan lainnya.

“Tabung oksigen yang besar itu, juga untuk pengecekan saturasi oksigen, dan gula darah itu,” katanya.

Meski begitu berat melepas sosok ayah penyayang keluarga sekaligus seniman ludruk legendaris, Yuli mengatakan kelima anak beserta 15 cucunya melepas kepergian Cak Sapari dengan ikhlas.

“Sedih ya ditinggal orang tua. Tapi pada dasarnya, sudah ikhlas. Bapak sudah sakit lama. Kondisi ibu juga lemas tidak bisa ikut ke makam, sudah gemetar kalau jalan,” imbuhnya.

Diketahui laki-laki kelahiran 5 Juli 1948 itu tutup usia 74 tahun di rumahnya, Jalan Simo Mulyo Baru Kota Surabaya. (lta/bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs