Sabtu, 23 November 2024

Rumah Seken Tinggi Peminat, Ketua REI Jatim: Masyarakat Menyesuaikan Budget dan Ekpekstasinya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi jual beli rumah. Foto: Pixabay

Harga jual rumah seken (bekas) di Surabaya pada paruh kedua hingga akhir tahun 2022 dilaporkan menguat. Dari Flash Report Rumah123.com Desember 2022, harga rumah seken di Kota Pahlawan naik antara 0,1 persen hingga 0,6 persen secara bulanan selama semester dua 2022.

Sementara dari polling yang dilakukan Suara Surabaya Media (SS Media), Kamis (29/12/2022), pilihan untuk membeli rumah seken ternyata cukup tinggi.

Dari total 18 pendengar Radio SS, sebanyak 10 orang (56 persen) memilih membeli rumah seken, dan delapan orang sisanya (44 persen) memilih rumah baru.

Kemudian dalam polling instagram @suarasurabayamedia, dari 312 responden, sebanyak 141 orang (45 persen) memilih membeli rumah seken. Sedangkan 171 orang (55 persen) memilih beli rumah baru.

Hasil polling Suara Surabaya Media (SS Media), pada Kamis (29/12/2022) soal pilihan membeli rumah seken (bekas). Grafis: Bram suarasurabaya.net

Terkait tingginya minat masyarakat untuk membeli rumah seken dalam polling tersebut, Susilo Efendi Ketua DPD Real Estate Indonesia Jawa Timur (REI Jatim) memberikan penjelasan.

Menurutnya, tingginya peminatan pada rumah seken karena masyarakat sekarang lebih teliti dalam membeli tempat hunian, sesuai dengan budget dan ekspektasinya.

“Tidak seperti dulu, yang mindset-nya kalau cari rumah pokoknya harga murah dan bisa dicicil, tapi kadang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tapi kalau rumah seken ini kan sudah kelihatan jelas, bentuk, sarana dan prasarana-nya, surat-suratnya, legalitasnya juga,” ujar Susilo Efendi di program Wawasan Suara Surabaya, Kamis pagi.

Lokasi hunian yang strategis, kata dia, juga jadi pertimbangan konsumen membeli rumah seken. Dia mencontohkan banyak rumah di lokasi prime seperti sekitar Surabaya Timur dan Barat.

Efendi melanjutkan, harga rumah seken yang bisa ditawar karena beberapa penjualnya yang dalam kondisi butuh uang (BU), jadi keuntungan untuk si pembeli. “Beda dengan rumah (baru) di perumahan yang dikelola pengembang dengan harga paten,” ucapnya.

Namun, Ketua DPD REI Jatim itu juga mengungkapkan kalau rumah seken juga punya kekurangan yang harus diperhatikan. Dia mencontohkan, rumah seken yang dibeli kondisinya tidak sebagus rumah baru.

“Sehingga ada kemungkinan butuh untuk direnovasi dan biayanya bisa lebih banyak. Beda dengan rumah baru dari pengembang yang fasilitas dan bangunannya baru semua, sehingga tidak keluar biaya lagi untuk renovasi,” jelasnya.

Atas tren beli rumah seken itu, Efendi mengungkapkan jika hal tersebut jadi tantangan bisnis properti. Menurut dia, agen properti saat ini harus lebih mengerti kebutuhan konsumen di pasar.

“Pengembang yang dijual pasti rumah baru, keunggulannya memang lebih banyak, tapi pembeli juga tetap liat brosur dan sebagainya. Disitu para pengembang harus bisa menyesuaikan dan merealisasikan kualitas rumah sesuai yang dijanjikan kepada pembeli,” ucapnya.

Dia tidak memungkiri bahwa saat ini bisnis properti pun juga sudah mulai merambah rumah seken untuk diperjual belikan.

“Sekarang kalau kita lihat banyak, banyak rumah yang ditulisi dijual dan dipegang agen properti. Selain itu, banyak juga investor yang mulai beli rumah bekas untuk direhab (direnovasi), dan kemudian dijual lagi dengan harga lebih tinggi,” pungkasnya. (bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs