Relawan Pendamping pada Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (PPKPC-RSDLB) kembali merilis perkembangan terkini.
Radian Jadid Ketua Relawan Pendamping PPKPC-RSDLB menyampaikan RSDL Bangkalan merawat setidaknya enam pasien Covid-19.
“Mereka terdiri dari dua orang jemaah umrah yang pulang dari Arab Saudi dan tiga orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia dan satu orang dari Liponsos Surabaya. Mereka berenam pada rentang usia 25-55 tahun, dan hanya satu orang yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Dua orang bahkan sudah booster, dan tiga orang sudah menerima vaksin dosis 1 dan 2,” kata Jadid.
Dua orang perempuan jemaah umrah tersebut masuk pada tanggal 25 Maret 2022 setelah sebelumnya lolos dari test swab PCR di Arab Saudi.
“Saat naik pesawat mereka memang merasakan adanya nyeri di tenggorokan dan gejala batuk ringan. Saat datang di bandara Juanda dan menjalani swab, mereka terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan berupa batuk dan selanjutnya dikirim ke RSDL Bangkalan untuk mendapatkan perawatan,” paparnya.
Sedangkan tiga orang PMI dari Malaysia terdiri dari satu wanita dan dua laki-laki, masuk RSDL Bangkalan pada tanggal 26 Maret, setelah mereka mendarat di terminal Juanda dan terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala. Oleh KKP Juanda merekapun dikirim ke RSDL bangkalan untuk menjalani karantina dan mendapatkan perawatan hingga sembuh.
“Saat ini RSDL Bangkalan memang menjadi tempat alternatif untuk perawatan pasien covid-19 dari PPLN baik PMI mapun jamaah umroh serta WNI lainnya, setelah sebelumnya banyak dikirim dan dirawat di Hotel Asmara Haji (HAH),” ungkap Jadid.
Seiring dengan dibukanya kunjungan ke Makkah al Mukaromah bagi jemaah umrah dan haji dari penjuru dunia, termasuk dari Indonesia, maka Asrama Haji Sukolilo Surabaya mulai difungsikan untuk tempat transit dan karantina untuk aktifitas tersebut.
Jadid mengatakan saat ini HAH sudah nol pasien dan karena Asrama Haji sudah difungsikan untuk aktifitas transit jemaah umrah dan persiapan keberangkatat haji nantinya, maka menjadi layanan karantina dan perawatan penderita Covid-19 dari PPLN kini diarahkan ke RSDL Bangkalan.
Dengan masih adanya penderita Covid-19 terutama dari PPLN, Jadid mengharapakan bagi semua masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada serta menjaga diri saat berinteraksi dengan mereka.
“Bagi para Pelaku Perjalanan Luar Negeri hendaknya menjalankan isolasi mandiri tambahan di rumah 5-10 hari untuk menjaga dan memastikan tidak membawa dan atau menjadi media penular Covid-19 yang mungkin menyertainya selama di luar negeri,” jelasnya.
Masyarakat dan juga keluarganya sebaiknya menghindari berinteraksi dan tatap muka langsung dengan mereka dalam masa itu, semata-mata menghindari risiko penularan.
“Kalaupun urgent, tetap jalankan protokol Kesehatan 6M terutama memakai masker saat bertatap muka. Mari kita jaga bersama kondisi negara kita yang sudah berancang-ancang memasuki masa endemik Covid-19, dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan 6M serta mewaspadai dan mengurangi potensi penularan dari PPLN (termasuk varian baru),” kata Jadid. (man/ipg)