Achmad Zidan Akbar programer robot medical assistant ITS (RAISA) berpandangan pembuatan robot memang lumayan susah. Namun sebenarnya ilmuwan dalam negeri bisa membuat robot untuk membantu pelayanan kesehatan pasien Covid-19 atau robot asisten medis.
“Banyak Doktor di Indonesia yang punya pengetahuan tinggi tentang ini. Teknologi yang seperti ini mudah diakses, sebenarnya. Ada komunitas yang membangun ekosistem cerdas dan beberapa development sudah mulai mengembangkan ini,” ujarnya.
Menurut Achmad, pengembangan robot di dunia sangat cepat sekali. Namun, beberapa perusahaan yang punya robot juga belum mengomersialkan. “Kendala pertama dalam komersialisasi, butuh modal yang sangat besar. Termasuk untuk manufaktur juga susah,” kata Achmad.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur baru-baru ini bekerja sama untuk pengadaan robot Temi. Robot senilai Rp150 juta per unit buatan Amerika Serikat itu akan ditempatkan di sejumlah rumah sakit di Jawa Timur untuk membantu pelayanan kesehatan pasien Covid-19.
Hudiono Kepala Diskominfo Jawa Timur mengatakan, pihaknya telah mencoba untuk menghubungkan robot Temi dengan Call Centre rumah sakit.
“Ternyata setelah diset, nyambung. Kami bisa menanyakan data rumah sakit. Kami bisa memberikan laporan real time lewat robot,” ujarnya kepada Suara Surabaya, Senin (7/2/2022).
Dia ceritakan, robot ini sudah pernah diuji coba di sebuah rumah sakit di Jawa Timur selama dua hari dan berhasil. Bisa mengantarkan obat sampai ke ruangan pasien.(iss/den)