Jumat, 22 November 2024

Ranil Wickremesinghe Terpilih sebagai Presiden Baru Sri Lanka

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ranil Wickremesinghe terpilih sebagai presiden baru Sri Lanka dalam pemilihan parlemen di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (20/7/2022). Foto: Antara

Ranil Wickremesinghe Pejabat pelaksana tugas (Plt.) Presiden Sri Lanka, telah terpilih sebagai presiden baru negara itu pada Rabu (20/7/2022) malam, ditengah krisis keuangan terparah yang pernah terjadi.

Seperti dilaporkan Antara mengutip dari Anad0lu, Sekretaris Jenderal Parlemen Sri Lanka mengumumkan, Wickremesinghe mendapat 134 suara dari 225 anggota parlemen, yang membuatnya terpilih sebagai Presiden Sri Lanka selanjutnya. Parlemen sendiri telah melakukan pemungutan suara untuk memilih presiden baru, pada Rabu pagi.

Hasilnya, sebanyak 219 suara dinyatakan sah dalam pemilihan tersebut. Selain itu, terdapat empat surat suara tidak sah dan dua anggota legislatif abstain pada pemungutan suara itu.

Sebelumnya, terdapat tiga kandidat yang berkompetisi untuk menjabat sebagai presiden. Wickremesinghe berhadapan dengan Dullas Alahapperuma yang didukung oposisi, dan Anura Kumara Dissanayake yang melakukan pengumpulan suara rahasia.

Alahapperuma sendiri merupakan mantan menteri pendidikan dan mantan anggota Partai Podujana Peramuna Sri Lanka yang dikontrol oleh Gotabaya Rajapaksa mantan Presiden Sri Lanka. Dalam pemilihan tersebut, ia berhasil meraih 82 suara.

Sementara itu kandidat ketiga, yakni Anura Kumara Dissanayake dari Partai National People’s Power, hanya memiliki tiga anggota di parlemen dan juga hanya memenangkan tiga suara.

Pada pekan lalu, Ranil Wickremesinghe yang sebelumnya menjabat Perdana Menteri, diambil sumpahnya sebagai presiden sementara Sri Lanka setelah Rajapaksa melarikan diri ke Singapura dari Maladewa. Mahinda saudara Rajapaksa, sebelumnya juga mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei lalu.

Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka dan mengundurkan diri pada pekan lalu setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana kepresidenan di Ibukota Kolombo dan membakar rumah perdana menteri. Masyarakat Sri Lanka menyalahkan dinasti politis Rajapaksa atas krisis yang terjadi. Kemudian, parlemen memulai proses pemilihan presiden baru.

Negara pulau dengan 22 juta penduduk itu gagal membayar utang luar negeri, setelah lumpuh akibat kekurangan cadangan devisa karena keruntuhan ekonomi yang bergantung kepada pariwisata. Sri Lanka tidak mampu membayar makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lain.

Kekurangan bahan bakar pun mengakibatkan pemadaman listrik harian yang berkepanjangan. Sejumlah sekolah tutup dan pegawai pemerintahan diminta untuk bekerja dari rumah.

Pemerintah Sri Lanka pun mencoba bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout, yang sampai saat ini belum menemukan kesepakatan. (ant/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs