Jumat, 22 November 2024

Putin Sebut Rusia Siap Berunding Soal Ukraina, Ukraina Meragukannya

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Vladimir Putin Presiden Rusia. Foto: Xinhua

Vladimir Putin Presiden Rusia mengatakan pihaknya membuka diri untuk berunding soal perang di Ukraina, tetapi Kiev (ibu kota Ukraina) sepertinya meragukan niat Moskow (ibu kota Rusia) itu.

Putin menyalahkan Ukraina dan para pendukungnya di Barat atas kurangnya dialog, sebuah sikap yang menurut Amerika Serikat (AS) “dibuat-buat” karena serangan Rusia terus berlanjut.

“Kami siap berunding dengan siapa pun yang terlibat terkait solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka. Bukan kami yang menolak negosiasi, tetapi mereka,” kata Putin kepada televisi pemerintah Rossiya 1 dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (25/12/2022).

Dikutip Antara dari Reuters pada Senin (26/12/2022), Mykhailo Podolyak penasihat Volodymyr Zelenskyy Presiden Ukraina mengatakan Putin harus kembali pada kenyataan dan mengakui bahwa Rusia tidak menginginkan perundingan.

“Rusia seorang diri menyerang Ukraina dan membunuh penduduk,” tutur Mykhailo.

“Rusia tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab,” katanya menambahkan.

Sebagai informasi, invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan menjadi konfrontasi terbesar Moskow-Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.

Sejauh ini belum jelas kapan perang tersebut akan berakhir.

Kremlin mengatakan mereka akan berjuang sampai semua tujuannya tercapai, sementara Kiev mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai semua tentara Rusia keluar dari Ukraina.

Putin pernah mengatakan bahwa Rusia terbuka untuk negosiasi, tetapi negosiasi itu harus sesuai dengan persyaratan yang dia tetapkan, yaitu apabila Ukraina memenuhi tuntutan Moskow dan mengakui pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.

Kiev, yang didukung oleh Barat, menegaskan bahwa persyaratan semacam itu tidak dapat diterima. Departemen Luar Negeri AS juga belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Pada Oktober, ketika Sergei Lavrov Menteri Luar Negeri Rusia menyuarakan keterbukaan Rusia untuk berunding, Ned Price juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyampaikan pesan dalam jumpa pers.

“Kami melihat ini sebagai sikap yang dibuat-buat. Kami tidak melihatnya sebagai tawaran yang konstruktif dan valid untuk terlibat dalam dialog, dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi yang brutal ini. Tidak ada pilihan,” ujarnya.

Serangan Rusia terhadap fasilitas energi di Ukraina telah menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik dan Zelenskyy mengatakan Moskow akan membuat hari-hari terakhir 2022 gelap dan sulit.

“Rusia telah kehilangan segalanya tahun ini. Saya tahu kegelapan tidak akan mencegah kami untuk mengalahkan penjajah. Tetapi kami harus siap dengan skenario apapun,” ujar Zelenskyy dalam sebuah pidato rutin lewat video.

Staf umum militer Ukraina mengatakan masih ada ancaman serangan udara dan rudal terhadap infrastruktur-infrastruktur penting di seluruh negara itu.

Selain itu, pasukan Rusia telah menyerang puluhan kota dan posisi di sepanjang garis depan pertempuran, kata mereka di Facebook.

Seraya merujuk pada serangan di Kota Kherson pada Sabtu (24/12/2022), yang menurut pejabat memakan korban jiwa sedikitnya 10 orang, Zelenskyy mengatakan, “Kami akan memburu setiap pembunuh Rusia”.

Putin menuding Barat berusaha memecah belah Rusia.

“Saya percaya kami bertindak ke arah yang benar. Kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami, dan kami tidak memiliki pilihan lain selain melindungi warga negara kami,” kata Putin.

Sementara itu, mengenai tingkat bahaya atas konflik geopolitik dengan barat, Putin memberikan komentar.

“Menurut saya, tidak terlalu berbahaya,” ujarnya.

Kiev dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran atas invasi yang mereka sebut sebagai “perang pendudukan bergaya kekaisaran”.(ant/rum/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs