PT PAL Indonesia (Persero) melaksanakan giat Public Relations Week PAL (PRWP) Vol. 1, dalam rangka mengenalkan keterbukaan informasi industri pertahanan negara pada masyarakat luas.
Kegiatan yang diikuti awak media dan humas perusahaan, instansi pemerintah hingga perguruan tinggi tersebut, dimulai pada 22-25 November 2022.
Adapun rangkaian kegiatan meliputi lomba foto, talkshow dan tur keliling lokasi pengoperasian hingga produksi kapal perang dan kapal selam di kantor PAL Indonesia, di Surabaya.
Rariya Budi Harta Corporate Secretary PT PAL Indonesia mengatakan, tujuan utama PRWP adalah memberikan edukasi kepada para public relations dan awak media soal penyampaian informasi industri pertahanan, yang aman diberikan ke masyarakat.
“Sharing informasi industri pertahanan itu tidak mudah, karena banyak hal yang sifatnya (classifield) rahasia. Jadi kegiatan ini sekaligus mengedukasi para peserta agar ke depan bisa menghasilkan informasi yang tetap aman untuk diterima khalayak,” jelas Rariya, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya, informasi detail seperti proses pembuatan, kemampuan dan spesifikasi kapal perang maupun kapal selam masih harus dirahasiakan.
“Semisal kapal selam, kita tidak boleh ungkap detailnya seperti kemampuan turbin dan sebagainya kepada public karena menyangkut sistem keamanan persenjataan,” jelasnya.
Sementara informasi umum seperti lokasi pabrik ataupun jumlah kapal yang telah diproduksi, menurutnya, boleh untuk disampaikan. Dia mencontohkan produksi kapal perang PT PAL Indonesia yang sejak tahun 80-an jumlahnya sudah mencapai sekitar 230 unit.
“Karya anak bangsa ini beberapa juga telah diekspor/dibeli oleh negara lain. Seperti terakhir dengan Filipina. Hal seperti ini patut disampaikan karena itu juga prestasi dalam negeri,” tandasnya.
Di sisi lain, Iqbal Aji Daryono penulis sekaligus influencer yang juga narasumber dalam gelaran PRWP mengatakan keterbukaan informasi soal industri pertahanan sebenarnya bagus. Tapi, menurut dia, sebuah informasi tetap harus dikelola dan diseleksi terlebih dahulu sebelum disampaikan ke publik.
Apalagi, di era 4.0 menuju 5.0 saat ini rawan muncul konten atau isu yang membuat situasi jadi kontradiktif jika tidak ada pemantauan dan pengarahan.
“Tetap harus ada clue-nya (petunjuk) dari PT PAL khususnya. Informasi yang sifatnya classifield tidak selalu 100 persen isinya rahasia. Tetap ada sisi yang bisa dijadikan informasi untuk publik. (bil)