Joko Widodo Presiden mengajak Umat Islam di seluruh Tanah Air menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman.
Ajakan itu disampaikan presiden dalam sambutannya secara virtual dalam acara Peringatan Nuzulul Quran Tingkat Kenegaraan 1443 Hijriah, Selasa (19/4/2022) malam.
“Saya mengajak Umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” ujarnya.
Jokowi menambahkan, peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu keistimewaan Bulan Suci Ramadan. Sehingga, umat Islam mengingat turunnya Al-Quran kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia.
“Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit,” ungkapnya.
Sebagai bangsa yang berketuhanan, Kepala Negara bilang semua warga negara wajib percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman merupakan kehendak Allah Swt.
“Al-Quran menegaskan keanekaragaman yang terjadi pada berbagai makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan sunnatullah, sebuah ketetapan Allah Swt, sebuah skenario Allah Swt,” ucapnya.
Oleh karena itu, Presiden menekankan pentingnya menjaga, merawat, dan mengelola dengan baik keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai anugerah dari Allah Swt.
Setiap elemen bangsa yang beraneka ragam memiliki kebaikan dan kelebihan masing-masing yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
“Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain. Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain. Kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang sejatinya perlu diutamakan untuk kepentingan bersama, dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama,” pungkasnya.(rid/dfn/ipg)