Polisi Kawal Distribusi Minyak Goreng di Jatim

AKBP Oki Ahadian Kasubdit IV/ Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim menegaska Polda Jatim siap melakukan pengawalan minyak goreng mulai dari produsen sampai di tingkat distribusi.

“Ada petugas dari Polda, Polres, Polsek yang mengawal di wilayah tempatnya. Apabila dia misalnya sudah mengecek di distributor dia akan melaporkan kepada kami Satgas Polda Jatim, untuk selanjutnya kami laporkan kepada Satgas Polri,” kata Oki Ahadian saat dikonfirmasi Suara Surabaya, Rabu (16/3/2022).

Dia pun tidak dapat menyimpulkan secara spesifik apakah penyebab kelangkaan minyak goreng di Jatim karena panic buying, namun dari fenomena yang ada di masyarakat menunjukkan pembelian minyak goreng hingga dua kali lipat adalah untuk antisipasi.

“Misalkan contohnya di Situbondo, tidak ada migor di salah satu kecamatan selama tiga hari tapi tiba-tiba ada lalu gak ada lagi. Ini fenomena yang terjadi adalah ketika masyarakat ketakutan tidak mendapatkan migor sehingga ketika stoknya ada dari seharusnya kebutuhan biasanya dua liter, dia membeli dua kali lipat untuk mengantisipasi,” ujar anggota Satgas Pangan Jatim ini.

Fenomena lainnya juga karena harga minyak goreng curah yang ikut naik, sehingga masyarakat Jatim juga berebut untuk mendapatkan migor kemasan. Walaupun berdasarkan data BPS, kata Oki, masyarakat Jatim yang mengonsumsi migor curah lebih tinggi dibanding migor kemasan.

“Ada presentasi bahwa masyarakat di Jatim bedasarakan BPS lebih banyak menggunakan minyak curah. Jadi yang menggunakan minyak goreng kemasan 40 persen, yang minyak curah 60 persen. Harga minyak curah ikut naik juga, jadi masyarakat mikirnya daripada saya milih curah lebih baik kemasan, itu fenomenanya karena peralihan pilihan masyarakat itu sendiri,” tuturnya.(dfn/rst)