PT PLN (Persero) terus mendorong masyarakat untuk beralih dari energi berbasis fosil, terutama bahan bakar minyak ke energi berbasis listrik guna menghemat ongkos produksi sekaligus mengurangi emisi karbon, demi mewujudkan lingkungan bersih pada masa depan.
Darmawan Prasodjo Direktur Utama (Dirut) PLN, mengajak insan muda PLN maupun masyarakat untuk bisa mengembangkan inovasi dalam teknologi karena migrasi energi membutuhkan pengembangan teknologi maupun alat yang bisa mengadaptasi perubahan tersebut.
“PLN jadi salah satu pelaku utama agar generasi masa depan mendapatkan masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita perlu mengembangkan inovasi teknologi yang tepat guna untuk bisa menjawab perubahan dari bahan bakar fosil ke berbasis listrik,” kata Darmawan dalam keterangannya, Kamis (11/8/2022) dikutip Antara.
Salah satu program yang dikembangkan oleh PLN saat ini adalah mendorong kendaraan listrik, pertanian berbasis listrik (electrifying agriculture), dan kelautan berbasis listrik (electrifying marine).
Ia menjelaskan impor minyak mentah saat ini jumlahnya sangat besar, sehingga harus dilakukan mitigasi agar tidak membebani APBN maupun defisit neraca transaksi berjalan.
PLN juga mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik yang terbukti lebih hemat. Melalui program elektrifikasi pertanian, Darmawan menyakini petani bisa lebih hemat dan meningkatkan produktivitas apabila alat pertanian mereka berbasis listrik, karena bisa melepas ketergantungan para petani dari BBM.
Selain itu, PLN juga melakukan electrifying marine dengan penyediaan fasilitas listrik di pelabuhan. “Ini sudah kami lakukan di daerah-daerah perikanan laut, misalnya di kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan lainnya. Kapal-kapal yang sandar tidak lagi bakar solar, hanya pakai listrik yang sangat irit,” jelas Darmawan.
Sementara itu, Henri Firdaus Vice President Market Intelligence & Ekonomi Analitis PLN mencatat hingga Juli 2022, capaian PLN dalam mendorong masyarakat pertanian memakai listrik mendapat sambutan yang baik. Pada tahun ini total pelanggan elektrifikasi pertanian mencapai 178.127 pelanggan, dengan daya terpasang mencapai 2.966 MVA.
“Melalui electricfying agriculture, kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini bisa juga membantu petani untuk menghemat biaya operasional mereka dari sebelumnya menggunakan BBM dan elpiji, kami konversi menjadi listrik,” kata Henri.
Dalam program elektrifikasi pertanian tersebut PLN juga melakukan perakitan dan konversi alat pertanian ke berbasis listrik dengan mengubah traktor yang berbasis solar menjadi traktor listrik.
“Kami juga rakit penggilingan padi berbasis listrik. Tentu masih banyak teknologi yang bisa lebih hemat lagi untuk bisa mendorong elektrifikasi pertanian ini perlu inovasi semua pihak untuk menciptakan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” pungkas Henri. (ant/bil/rst)