Jumat, 22 November 2024

Peringati Hari Bumi, Aktivis Lingkungan Protes Keras Produsen Kemasan Saset

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Memperingati Hari Bumi, aktivis lingkungan menggelar aksi teaterikal mengenai bahaya sampah plastik, terutama kemasan saset, di depan Gedung Negara Grahadi, Jumat (22/4/2022). Foto: Manda suarasurabaya.net

Memperingati Hari Bumi, aktivis lingkungan menggelar aksi teatrikal mengenai bahaya sampah plastik, terutama kemasan saset, di depan Gedung Negara Grahadi, Jumat (22/4/2022).

Empat manekin menggunakan busana dari kemasan saset seolah menggambarkan bahwa sampah plastik sudah masuk ke dalam sendi kehidupan bahkan masuk dalam peredaran darah karena kita mengkonsumsi makanan yang tercemar mikroplastik.

Nina, aktivis dari River Warrior dalam orasinya mengatakan bahwa Indonesia sudah darurat sampah plastik.

“Pencemaran sudah ada di depan mata kita, yang akan merugikan anak cucu kita. Ayo kita kurangi kresek dan tolak kemasan saset,” protesnya.

Sembari berorasi, Nina juga para pengendara roda dua dan empat yang lewat untuk mengurangi kresek.

“Ayo bapak-ibu jangan pakai kresek, bawa tas sendiri, jangan pakai botol plastik, bawa tumbler, ” ujarnya.

Kholid Basyaiban Koordinator aksi yang juga merupakan kordinator legal dan advokasi Ecoton, menuturkan bahwa saat ini muncul berbagai masalah lingkungan hidup salah satunya adalah masalah sampah terutama jenis saset. Sampah yang banyak ditemukan adalah sampah saset dari minuman seperti kopi dan minuman rasa- rasa dengan persentase sebesar 21 persen.

Diperkirakan jumlah kemasan saset yang terjual sekitar 1,3 triliun pada tahun 2027 yang berpotensi untuk menjadi sampah dan mencemari lingkungan.

“Keberadaan plastik di lingkungan khususnya saset akan menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan,” tegasnya.

Melalui aksi ini ia mengajak masyarakat untuk bergaya hidup Zero Waste dan memilah sampah dari rumah menjadi 3 jenis, yaitu sampah organik yang dimanfaatkan sebagai kompos, sampah residu dibuang di TPA dan sampah anorganik untuk didaur ulang.

Aksi yang diikuti sekitar 20- massa terdiri dari pegiat lingkungan dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), BEM Universitas Unair, komunitas Co Ensist Fak Pertanian UTM Madura, River Warrior dan Mahasiswa Ikom Untag. (man/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs