Jelang memasuki momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat pergerakan lalu lintas di Jawa Timur (Jatim) cukup tinggi.
Heri Prabowo Kasubdit Manajemen Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Kamis (22/12/2022) mengatakan, sampai saat ini tercatat sudah ada 24 juta orang di Jatim yang melakukan pergerakan via jalur darat.
“Jumlahnya sekitar 15 persen dari keseluruhan (Indonesia), dan ada di urutan kedua setelah Jabodetabek (Jakarta–Bogor–Depok–Tangerang–Bekasi),” ujar Heri kepada Radio Suara Surabaya.
Menurut Heri, besarnya pergerakan itu karena masyarakat antusias menyambut momen libur setelah terjeda hampir tiga tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Namun, kata Heri, tingginya pergerakan lalu lintas di jalur darat tersebut harus dibarengi kewaspadaan dan kesiapan untuk menghindari kecelakaan.
“Kecelakaan secara umum karena tiga faktor. Pertama faktor manusia, kedua jalan dan lingkungan, serta ketiga karena kendaraan,” ujarnya.
Dia mengatakan dari data Korlantas Polri, disebutkan bahwa kecelakaan karena faktor manusia mencapai 61 persen, kondisi jalan dan lingkungan 30 persen, sementara sisanya sembilan persen karena faktor kendaraan.
Kasubdit Manajemen Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat itu menyebut lengahnya driver (sopir) jadi penyebab tingginya angka kecelakaan karena faktor manusia.
“Mereka berkendara dengan tergesa-gesa (kebut-kebutan). Bahkan ada yang berkendara terlalu lama sampai kurang istirahat. Dalam kasus ini si driver harusnya bisa mengukur kapasitas dirinya sendiri,” ucapnya.
Terkait faktor kendaraan, meskipun angkanya kecil, Heri tetap berpesan agar masyarakat tidak abai. Pastikan kendaraan yang dipakai untuk berpergian dalam kondisi memenuhi persyaratan dan laik jalan.
“Mulai rem, lampu, wiper, termasuk aspek pembakaran bahan bakar juga dipastikan sehat secara keseluruhan. Teknologi pengeman sebenarnya semakin lama makin bagus, hanya manusianya juga harus memiliki kemampuan berkendara yang cukup,” jelasnya.
Sementara terkait kecelakaan karena faktor jalan dan lingkungan, Heri mengungkapkan jika pemerintah sudah melakukan perbaikan infrastruktur meski belum menyeluruh. Namun, dia juga berpesan agar masyarakat mengutamakan kehati-hatiannya saat berkendara dengan tidak kebut-kebutan. (bil/ipg)