Sabtu, 23 November 2024

Peneliti Temukan Artefak dan Peripih di Hari Pertama Ekskavasi Situs Gemekan Tahap Kedua

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ekskavasi Situs Gemekan tahap kedua di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Foto: Fuad Maja FM

Ekskavasi situs Gemekan, yang berada di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto kembali berlanjut.

Selama enam hari ke depan, fokus penggalian tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim adalah menampakkan lebih jelas struktur candi.

Proses ekskavasi yang kedua ini akan berlangsung hingga 6 Maret mendatang, dengan didanai oleh LPM Kaloka Malang serta didukung oleh Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto.

M Ichwan Ketua Tim Ekskavasi Situs Gemekan mengatakan, proses ekskavasi tahap kedua situs Gemekan bertujuan untuk menyelamatkan dan mengungkap sejarah situs yang diketahui sebagai era kerajaan Empu Sendok.

Dia menyebut, target tim arkeolog BPCB Jatim adalah menampakkan lebih jelas struktur yang ada setelah di ekskavasi sebelumnya didapati denah dan prasasti.

“Sasarannya kami akan menampakkan lebih jelas lagi struktur candi di Gemekan ini. Termasuk menampakkan pagar keliling di sisi barat, selatan, dan utara,” bebernya kepada Fuad Reporter Maja FM, Rabu (2/3/2022).

Di hari pertama ekskavasi tahap kedua ini, sejumlah artefak dan lubang sumuran berbentuk persegi dengan dimensi 140 cm x 140 cm pada bagian tengah struktur candi ditemukan.

Selain itu juga ditemukan sejumlah artefak hingga peripih di dalam sumuran tersebut. Artefak itu berupa pecahan gerabah dan keramik hingga patahan perunggu dengan panjang sekitar 10 cm dan berdiamater sekitar 2 cm.

“Kami temukan fragmen berbentuk pecahan perunggu di lapisan atas sumuran. Untuk fungsi dan jelasnya, ini sedang kami teliti apalagi saat ini masih bercampur dengan tanah,” ungkapnya.

Saat ini, penemuan lubang sumur terbuat terbuat dari batu andesit beserta isinya itu kini tengah diteliti tim ekskavasi. Namun, Ichwan memastikan, peripih lumrah ditemukan di bagian struktur bawah candi. Sebab, fungsinya mirip dengan jimat untuk banguanan suci itu sendiri.

“Konsepnya, ini diibaratkan dengan kekuatan alam bawah yang nantinya akan bertemu alam atas. Dan candi ini sendiri sebagai tempat bertemunya dewa alam bawah dengan dewa alam atas,” jelasnya.

Dengan temuan tersebut, tim ekskavasi berharap mendapati temuan peripih berupa emas layaknya di Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, beberapa waktu lalu. Termasuk di ekskavasi lanjutan ini pihaknya berharap bisa mendapati fragmen prasasti yang ditemukan tidak utuh di lokasi bulan lalu.

“Semoga saja (temukan emas), dan juga pecahan prasasti yang kemarin sempat kita temukan itu untuk menambah data arkeologis terkait struktur Situs Gemekan ini,” tandasnya.(fad/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs