Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menegaskan bahwa Hari Guru Nasional pada 25 November 2022 hari ini, sebagai momen penting untuk mengingat peran tenaga pendidik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Inovasi pembelajaran sangat dinantikan dari guru untuk menyikapi perubahan dan tantangan zaman yang dinamis. Suksesnya prestasi siswa juga bergantung dari inovasi dan kreatifitas guru dalam menghidupkan pembelajaran,” ujar Khofifah dalam keterangannya.
Gubernur Jatim yang kini sedang melakukan kunjungan kerja di Jeddah, Arab Saudi, mengungkapkan jika Pemprov Jatim telah memberikan wadah melalui program “GTK Creative Camp (GCC)” untuk memacu inovasi dan kreativitas guru.
Program inovasi yang digelar setiap tahun oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tersebut mewadahi 10 bidang lomba setingkat provinsi.
Dalam program GCC, para guru bisa berinovasi di bidang penulisan buku, video tourism, kewirausahaan, film pendek, fashion, pembelajaran berbasis IT, desain grafis, daur ulang, inovasi kompetensi kepala sekolah dan bidang lomba optimasi peran pengawas sekolah.
Menurut Khofifah, program GCC menjadi oase baru dalam dunia pendidikan pascapandemi Covid-19. “Utamanya untuk memacu semangat guru dalam menelurkan ide-ide inovatif dan kreatif,” ujar Khofifah.
Antusiasme guru dalam mengikuti program GCC ini mencapai 18.338 persen. Meningkat signifikan, yaitu 190 persen, dibanding tahun 2020 yang hanya diikuti oleh 4.983 peserta, dan tahun 2021 meningkat 27,09 persen atau 6.333 peserta.
Khofifah melanjutkan, sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan pihaknya fokus dalam meningkatkan kompetensi guru dan pemenuhan sarana prasarana, dan pemerataan guru di berbagai wilayah.
Oleh karena itu, Dindik Jatim membangun aplikasi A-GTK dalam rangka memetakan guru sesuai kebutuhan. Khofifah menyebut sudah lebih dari 3.000 guru dipetakan melalui A-GTK.
“Adanya A-GTK ini menjadi kebijakan atau dasar jika ada usulan mutasi baik antar provinsi maupun antar kabupaten/kota. Pemerataan juga dilakukan di daerah terluar, tertinggal dan terdalam/ 3T, atau daerah kepulauan, pegunungan dan pedalaman. Sehingga tidak ada sekolah yang tidak ada ASN-nya. Artinya jika semua guru merata maka yakin kualitas pendidikan di semua wilayah di Jatim akan bagus,” ucap Khofifah.(wld/iss)