Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Sudah Ploting Lokasi “Tari Remo Massal” Sesuai Wilayah Sekolah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Penampilan Tari Remo pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-74 di halaman Balai Kota Surabaya. Foto: Dok/ suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan pemetaan dan menyiapkan teknis mobilisasi para siswa yang akan mengikuti “Tari Remo Massal” pada Minggu (18/12/2022) pagi.

Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jumat (16/12/2022) mengatakan, sekitar 390 SD/SMP swasta maupun negeri sederajat yang ikut “Tari Remo Massal” telah diploting ke lokasi terdekat masing-masing sekolah.

“Sudah kita ploting, semisal lokasi A itu untuk SD/SMP mana saja. Seperti SMPN 18, 27 dan 31 itu di Jembatan Suroboyo karena dekat di daerah Kenjeran. Kemudian di SD Airlangga, itu di Taman Absari karena dekat. Sekolah di wilayah lainnya juga begitu,” ucap Yusuf Masruh seusai mengisi Program Semanggi Suroboyo.

Untuk diketahui, ada 10 titik lokasi bersejarah yang digunakan sebagai lokasi “Tari Remo Massal”, yakni Jembatan Suroboyo yang jadi pusat acara, Taman dalam Tugu Pahlawan, Jembatan Merah, Jalan Tunjungan, Taman Apsari, Alun-Alun Suroboyo, Halaman Balai Kota, Jembatan Sawunggaling, Taman Bungkul dan Taman Mundu Pedesterian Gelora 10 Nopember.

Nantinya, tidak semua sekolah terdaftar akan melaksanakan Tari Remo di 10 lokasi tersebut, melainkan hanya sekitar 130 sekolah. Sisanya, bisa mengikuti kegiatan yang dilaksanakan pukul 07.00 WIB tersebut secara hybrid di halaman sekolah-masing.

Untuk lebih jelas, lokasi dan ploting untuk masing-masing sekolah “Tari Remoh Massal” berdasarkan surat edaran Dispendik Surabaya dapat diunduh dalam file berikut.

Khusus di Jembatan Merah dan Jembatan Sawunggaling, untuk arus lalu lintas akan dialihkan ke ruas jalan lain. Sedangkan untuk Taman Bungkul dan Jalan Tunjungan, kata Yusuf, memang sudah ditutup setiap Minggu Pagi untuk kegiatan Car Free Day (CFD).

“Sedangkan untuk yang di Grahadi kita gelar di depannya, di trotoarnya. Jadi pengendara lewat bisa melihat sekilas nanti,” ucap Kadispendik.

Selain kegiatan tari, kata Yusuf Masruh mengungkapkan ada festival musik yang bisa dinikmati para siswa beserta orang tuanya yang ikut mengantarkan. Festival musik tersebut, digelar di Jembatan Suroboyo sebagai pusat acara.

Dalam kesempatan tersebut, Kadispenduk Kota Surabaya itu juga mengungkapkan Pemkot menggelar kegiatan itu tidak melulu mengejar rekor MURI.

“Kita menamkan nilai sejarah, bagaimana anak-anak tahu nilai sejarah dan Tari Remo sendiri. Nilai-nilai itu ya harus ditanamkan sejak dini. Rekor MURI itu nantilah, semoga jadi berkah yang mengikuti,” ucapnya.

Dia juga menegaskan, jika Pemkot Surabaya tidak mewajibkan “Tari Remo Massal” ini agar diikuti oleh SD/SMP sederajat se Kota Pahlawan. Namun, dia mengucapkan terima kasih kepada sekolah-sekolah dan wali murid yang antusias ikut kegiatan tersebut.

“Jadi tidak wajib, ada yang sekolah non muslim punya kegiatan ibadah hari Minggu ya tidak dipaksa. Kalau ada sekolah yang jumlah siswanya sedikit, bisa kita gabungkan dengan sekolah lain, agar bisa membaur. Ini nilai pentingnya,” tandas Yusuf Masruh.

Sementara itu, Wiwik Widiyawati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) yang juga hadir dalam program Semanggi Suroboyo mengatakan, gerakan tari remo akan jadi kegiatan rutin sebagai “Festival Tari Remo”.

“Kita kan baru awal, mungkin nanti apakah bisa dari tingkat atas SD/SMP akan kita godok terlebih dulu,” ucapnya.

Selain itu, para pelaku seniman di Kota Pahlawan kedepan akan lebih dilibatkan dalam kegiatan serupa.

“Surabaya ini kan gudangnya seniman, ke depan mungkin akan kita libatkan lebih banyak lagi temen-temen seniman di genre seni tradisional,” jelas Wiwik. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs