Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan saat ini pemerintah kota sedang melakukan verifikasi terhadap 300 ijazah siswa SMA sederajat Surabaya yang diketahui mengalami tunggakan.
Laporan 300 ijazah siswa SMA tersebut berbeda dengan kasus sebelumnya yang melibatkan sebanyak 729 ijazah siswa SMA yang sudah ditebus oleh Pemkot pada 14 Juni 2022 lalu.
“Kalau SD dan SMP dipenuhi oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) dari Surabaya. Sementara SMA, BOS-nya dari pemerintah pusat, kalau BOPDA-nya dari Pemerintah Jawa Timur.” kata Eri Cahyadi usai pertemuan dengan warga di Balai Kota, Sabtu (25/6/2022).
Eri berjanji akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terkait laporan jumlah ijazah yang masih ditahan oleh pihak sekolah.
“Tidak cuma anak SMA saja, tapi Arek Suroboyo itu tanggung jawab saya. Mereka, tidak boleh putus sekolah. Dana BOS dan BOPDA untuk SMA yang tidak cukup, maka akan diberikan dana dari Pemkot Surabaya sebagai bentuk sinergi,” pungkasnya.
Menurut Eri setiap sekolah SMA/SMK/MA pasti memiliki standar minimal serta upaya peningkatan mutu atau kualitas. Oleh karena itu dibutuhkan besaran biaya tambahan, yang mungkin tidak bisa tercukupi dengan BOS dan BOPDA saja.
Sebagai informasi, sebanyak 50 orang pada hari ini Sabtu (25/6/2022) berkumpul di Balai Kota Surabaya lantai 1 untuk menyampaikan berbagai keluhannya.
Sebanyak 25 orang dari total jumlah yang datang hari ini meminta bantuan penebusan ijazah karena tidak sanggup membayar tunggakan SMA/SMK/MA sederajat.
Selain soal ijazah, beberapa keluhan warga yang disampaikan yaitu keinginan untuk mendapat lapangan pekerjaan.
“Semangatnya warga luar biasa. Mereka tidak mau masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), maunya lapangan kerja. Kami punya aset tambak dan sebagainya ya itu nanti diberdayakan,” ujar Eri.
Eri berharap pertemuan ini memangkas jarak antara warga dan pemerintah mulai dari lurah, camat, kepala dinas, hingga wali kota.
Kendati memangkas jarak, Eri juga memaparkan evaluasi pada pertemuan hari ini seharusnya bisa diselesaikan di tingkat keluarahan melalui berbagai program dan kebijakan yang ada.
“Saya berharap minggu depan, tidak ada lagi masalah-masalah yang harusnya selesai di kelurahan tapi harus disampaikan ke saya. Itu akan mempengaruhi kontrak kerja lurah, camat, dan kepala dinas,” tutupnya.
Meski demikian, hampir semua keluhan yang disampaikan kepada Eri langsung mendapatkan solusi. Salah satunya seperti Maria, warga Mulyorejo Surabaya yang menceritakan kondisi ekonominya. Suaminya tidak memiliki pekerjaan sehingga dirinya harus menjadi driver ojek online motor untuk membiayai kedua anaknya sekolah.
Salah satu anaknya diharapkan masuk SMA Negeri tahun ini, namun Maria pesimis karena beberapa jalur yang dilalui anaknya, gagal dan tergeser. Maria khawatir tidak bisa membiayai anaknya jika masuk sekolah swasta.
Mendengar keluhan itu, Eri Cahyadi langsung menanggapi dan akan membantu biaya sekolah swasta anak Maria sepenuhnya. (lta/wld/iss)