Pemerintah Kota Surabaya mempercepat pengerjaan proyek pembangunan jalan dan drainase yang sempat mundur karena musim hujan.
Lilik Arijanto Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya mengatakan, pihaknya menargetkan semua proyek tersebut selesai pada akhir tahun 2022.
“Karakteristik pekerjaan di tempat kami memang makan waktu cukup lama, rata-rata enam bulan, yang tiga bulan cuma sedikit,” kata Lilik dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (20/92022).
Lilik menjelaskan, saat ini di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga ada 177 paket pekerjaan yang berjalan. Sebagian sudah selesai dan rata-rata berhubungan dengan saluran, terutama di pusat kota. Misalnya di sekitaran Bambu Runcing, Tembaan-Bongkaran, sampai Ahmad Yani.
“Paket jalan tinggal yang besar, targetnya sampai Desember. Paket saluran kami selesaikan dulu dari hulu ke hilir. Butuh waktu empat sampai enam bulan karena pakai beton pabrikan. Pengerjaan proyek jalan lebih cepat daripada saluran karena pengerjaan saluran tidak bisa dikerjakan bersamaan karena digunakan bersamaan,” ujarnya.
Selain evaluasi setiap minggu, Lilik mengaku pihaknya juga terus berkoordinasi dengan jajaran samping, misalkan untuk keamanan utilitas dan lalu lintas.
“Jangan sampai pengguna lalu lintas terganggu. Misalkan dalam satu ruas jalan ada tiga paket, maka akan bergantian. Komplain warga juga menjadi evaluasi bagi kami agar pengerjaan di lapangan tidak banyak merugikan aktivitas warga,” kata dia.
Terkait proyek penanganan banjir dilakukan dengan normalisasi saluran dan menjaga pompa dalam kondisi selalu prima. Lilik mencontohkan aliran air di rumah pompa Wonokromo yang dulu dibuang ke laut, nanti akan dialirkan sebagian ke Kali Surabaya.
Selain itu tahun ini Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga akan mengaktifkan kembali saluran peninggalan Belanda.
“Beberapa tahun lalu kita temukan di Kenari sampai Embong Malang, sekarang kami temukan lagi di sisi Siola sampai Kranggan. Akan kami bersihkan dulu karena strukturnya masih bagus tapi masih buntu. Jadi aliran air di Kranggan yang biasanya dibuang ke Moro Krembangan, akan kami alihkan ke gorong-gorong Belanda,” kata Lilik.(iss)