Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Gelar Patroli Rutin, Cegah Prostitusi di Putat Jaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Patroli petugas Satpol PP di kawasan eks Doly untuk cegah praktik prostitusi, Minggu (10/7/2022). Foto: surabaya.go.id

Eks lokalisasi Dolly di Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur, telah menjelma menjadi kawasan perdagangan serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Stigma buruk lokalisasi yang dulu pernah tersemat di kawasan tersebut, telah berubah seiring dilakukan penutupan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada 2014 silam.

Meski resmi telah ditutup sewindu silam, Pemkot Surabaya tak melepas begitu saja. Pengawasan untuk mencegah adanya praktik-praktik prostitusi terselubung pun rutin dilakukan. Tentunya pengawasan ini dengan melibatkan tiga pilar Kecamatan Sawahan yang terdiri dari jajaran Satpol PP, TNI dan Polri.

M Yunus Camat Sawahan memastikan, eks lokalisasi Dolly itu sudah ditutup permanen secara resmi, sejak 18 Juni 2014.

“Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor, ternyata setelah dicek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung. Artinya, orang lewat diawe-awe (dipanggil) kemudian ditunjukan gambar (perempuan),” kata Yunus, Minggu (10/7/2022) malam, dikutip surabaya.go.id.

Yunus mengakui, jika selama ini pihaknya rutin melakukan patroli tiga pilar di lapangan diikuti jajaran Satpol PP, Kepolisian dan TNI setempat. Itu untuk memastikan tidak adanya praktik-praktik terlarang seperti prostitusi.

“Selama ini penanganan kami ini kan patroli, teman-teman Satpol PP setengah sampai satu jam di situ, kemudian geser. Ketika anggota atau pun saya di lapangan buyar (selesai), tidak ada kegiatan (prostitusi) itu,” tegas Yunus.

Akan tetapi, Yunus mengakui, ada oknum yang ingin memanfaatkan waktu lengahnya petugas. Lebih hematnya, oknum itu diduga menawarkan praktik prostitusi terselubung saat petugas lengah. Namun, petugas juga tidak kehabisan akal dengan mengambil tindakan pengamanan dua titik, yakni di Jalan Putat Jaya Lebar B, serta pertigaan Jalan Kupang Timur.

“Saya ambil tindakan dua titik. Saya amankan malam sampai pagi subuh petugas PAM (Pengamanan) di situ. Sekarang kekuatan Satpol PP kami bisa 24 jam, itu terbagi tiga shift,” jelas Yunus.

Dia juga menjelaskan, pada sekitaran tahun 2016-2017 sejumlah oknum pernah ditemukan sempat bermain praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly. Namun naas, aksi terselubung itu terendus aparat setempat yang berujung penangkapan dan para oknum tersebut dijatuhi hukuman pidana.

“Sudah pernah ada 10 orang di situ di lokasi yang sama. Kurang lebih 10 orang yang pernah ditangkap sampai ke vonis hukuman. Tahun 2016, 2017,” ungkap dia.

Rumor adanya praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly mendapat tanggapan warga di sana. Satu di antaranya adalah Ila. Perempuan yang sehari-harinya berjualan sate di kawasan Putat Jaya berharap, tidak ada yang membuat rumor eks lokalisasi Dolly kembali dibuka.

“Jangan ada yang ngasih rumor-rumor seperti itu. Kita itu sudah mau berusaha menjadi orang yang baik. Jadi, jangan sampai, cap (stigma) kita yang dulu (negatif) seperti itu dikeluarkan lagi,” kata Ila.

Saat malam, kata Ila, sekarang ini kawasan Putat Jaya situasinya normal seperti kampung pada umumnya. Banyak orang berdagang dan mayoritas dari mereka merupakan pedagang cafe atau warung kopi (warkop). “Yang banyak itu ya, cafe – warkop,” tutup Ila. (bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs