Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan konservasi mangrove guna mengupayakan pencegahan terjadinya perubahan iklim yang merupakan ancaman nyata pada keberlangsungan sumber daya pesisir dan ikan.
“Kami bersama kelompok masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas bersama-sama melakukan penanaman kembali berbagai macam tanaman mangrove seperti Avicenia s.p., Rhizoppora s.p, dan cemara laut di Pantai Permata,” kata Rachmadeta Antariksa, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo di kota setempat, yang diterima Antara pada Selasa (11/10/2022).
Menurutnya, hutan mangrove Pantai Permata kembali menjadi pantai yang indah dengan mikro iklim yang baik dan kini terdapat hutan mangrove seluas 29,95 Ha dengan persentase tutupan sebesar 18,18 persen dan kerapatan sebesar 600 pohon/Ha.
“Dengan penghutanan kembali, Pantai Permata saat ini memiliki banyak beragam potensi. Selain memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata, kawasan tersebut juga memiliki potensi sebagai wilayah konservasi,” tuturnya.
Kota Probolinggo menjadi salah satu kota di Indonesia yang berada di wilayah pesisir yang memiliki garis pantai sepanjang 7 kilometer yang salah satu wilayah pesisirnya memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. Salah satunya adalah Pantai Permata yang terbentuk akibat erupsi Gunung Bromo pada tahun 2010, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan ekologi.
Sebagai informasi, puluhan hektare kawasan hutan mangrove pun berubah menjadi gumuk pasir akibat material pasir dari letusan Gunung Bromo yang terbawa banjir lahar hingga muara. Hal tersebut mengubah daerah aliran sungai (DAS) Pesisir dan Avour Pilang.
“Penanaman kembali mangrove di Pantai Permata sudah dilakukan. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, terdapat strategi dan konsep pengembangan konservasi mangrove diarahkan pada tiga kegiatan utama yakni konservasi mangrove, edukasi, dan revitalisasi ekonomi,” kata Rachmadeta.
Oleh karena itu, pengembangan Pantai Permata sebagai kawasan ekowisata diharapkan dapat meningkatkan potensi pariwisata kawasan pesisir secara optimal di Kota Probolinggo, khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak menghilangkan fungsi ekologis.
Ia menjelaskan ekosistem mangrove dan vegetasi pantai lainnya merupakan sumber daya laut dan pesisir yang memiliki kapasitas dalam mitigasi dampak perubahan iklim terkait kemampuannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyerap karbon dalam jumlah yang cukup besar.
“Selain itu, mangrove dan vegetasi pantai juga merupakan tanaman yang bermanfaat bagi sistem ekologi perairan pantai. Area mangrove berfungsi sebagai ‘nursery ground‘ bagi berbagai jenis ikan dan spesies lainnya,” ujarnya.
Menurut Rachmadeta, konservasi hutan mangrove adalah usaha perlindungan, pelestarian alam dalam bentuk penyisihan areal sebagai kawasan suaka alam, sehingga salah satu bentuk dari konservasi hutan mangrove adalah membangun ekowisata mangrove di Pantai Permata Kota Probolinggo. (ant/rum/ipg)