Sabtu, 23 November 2024

Pemkab Trenggalek Berencana Membangun Sabuk Air untuk Meminimalisir Risiko Longsor Susulan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Tanah longsor di Desa Sumurup, Trenggalek akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Foto: Antara

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek akan membangun sabuk air di sekitar lokasi longsor Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan untuk menekan risiko longsor susulan yang kalau hujan deras kembali terjadi.

“Penanganannya kami dibantu Pemprov Jatim dan BBWS. Kami menyiapkan sabuk air di sekitar bukit. Sehingga, nanti jika terjadi hujan susulan tidak akan menambah beban longsoran. Air bisa teralirkan ke parit dan sungai terdekat,” kata Mochamad Nur Arifin Bupati Trenggalek usai meninjau longsor di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Sabtu (22/10/2022), mengutip Antara.

Dia melanjutkan, sabuk air dibangun melingkari bukit, di atas area longsor yang terdapat pemukiman warga. Pengerjaan dilakukan dengan alat berat serta tenaga swadaya masyarakat.

Berdasarkan data, 37 kepala keluarga yang bermukim di 32 bangunan rumah sementara waktu diungsikan ke rumah-rumah penduduk yang aman.

Kondisi cuaca di wilayah Trenggalek sampai sekarang masih mendung pekat dan cukup sering hujan.

Cuaca yang masih tidak menentu membuat warga merasa khawatir. Untuk meminimalisir kerugian materi, barang-barang serta harta benda termasuk hewan ternak warga sudah dievakuasi.

Warga sesekali melihat kondisi rumah mereka yang ada di sekitar lokasi longsor. Tapi, menjelang petang atau turun hujan, mereka segera kembali ke pengungsian untuk menghindari risiko longsor susulan.

Pemkab Trenggalek berencana merelokasi warga yang terdampak bencana alam ke tempat baru. Karena, pemukiman yang ada di sekitar titik longsor masuk daerah rawan longsor.

Retakan-retakan tanah, menurut Arifin, sudah menyebar dengan kelebaran lebih dari 10 centimeter. Sehingga, kalau hujan deras, air bakal mengisi kantong-kantong retakan yang membuat tanah labil dan longsor kian meluas.

“Kalau pengungsi tidak punya tanah lain di luar lokasi longsor, maka opsinya pemerintah daerah punya tanah di (eks-perkebunan) Dilem Wilis yang bisa digunakan untuk relokasi,” kata Arifin.

Tapi, dia berharap relokasi warga ke lahan daerah itu menjadi opsi terakhir.

Sekarang, pihak Pemkab Trenggalek sedang melakukan pendataan dan inventarisasi tanah pribadi atau milik kerabat warga yang menjadi korban longsor, untuk dibangun hunian.

“Kami sekarang sedang mencari lahan untuk relokasi karena pemukiman mereka saat ini sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali,” tegas pejabat yang akrab disapa Mas Ipin.(ant/dfn/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs