Pemerintah berupaya meningkatkan kewaspadaan dan melakukan penyelidikan epidemiologi (surveilans) lintas sektoral, untuk mengantisipasi penyebaran Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiolog).
Brian Sriprahastuti Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden mengatakan, penyelidikan dan peningkatan kewaspadaan sangat penting agar anak usia di bawah 11 tahun dengan gejala Hepatitis Akut, segera mendapatkan pertolongan medis.
“Investigasi dengan pemeriksaan panel virus lengkap dilakukan pada setiap kasus dugaan Hepatitis Akut, untuk menemukan penyebabnya,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Jumat (6/5/2022).
Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah menerbitkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya.
Lewat surat itu, Kemenkes menginstruksikan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, laboratorium kesehatan masyarakat, serta rumah sakit untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut, di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon.
“Hepatitis akut adalah penyakit peradangan organ hati yang terjadi secara mendadak, dan cepat memburuk,” tegasnya.
Gejala umum dari Hepatitis antara lain nyeri perut, tubuh berwana kekuningan, diare, muntah-muntah, urine berwarna pekat, feses berwarna pucat, demam tinggi, serta meningkatnya kadar enzim hati.
Dia mengimbau kalau ada anak yang mengalami gejala Hepatitis akut, untuk segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan atau rumah sakit terdekat.
“Keterlambatan mendapat pertolongan medis bisa memicu kegagalan fungsi organ hati dengan tanda menurunnya kesadaran,” kata Brian.
Sebelumnya, tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam rentang dua pekan terakhir sampai 30 April 2022, meninggal dunia diduga karena Hepatitis Akut.
Siti Nadia Tarmizi Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes pada Kamis (5/5/2022) mengatakan, dari hasil investigasi sementara, diketahui pasien dalam kondisi stadium lanjut sesampainya di rumah sakit. Sehingga, pihak rumah sakit hanya mempunyai sedikit waktu untuk melakukan pertolongan medis.
Sampai sekarang, Pemerintah Indonesia belum menyatakan meninggalnya tiga orang anak itu sebagai kasus Hepatitis akut.
Kemenkes masih menunggu hasil investigasi lanjutan berupa pemeriksaan Adenovirus dan Hepatitis E di laboratorium, yang prosesnya perlu waktu sekitar 14 hari.
Selama masa investigasi, Dokter Nadia meminta masyarakat waspada, tetap tenang, dan melakukan pencegahan dengan rutin mencuci tangan, memastikan makanan yang dikonsumsi matang serta bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak fisik dengan orang sakit, dan disiplin protokol kesehatan. (rid/bil/ipg)